tegas.co., KENDARI, SULTRA – Peringatan Hari Air Dunia edisi ke-27 menjadi momentum bagi Pemerintah Kota Kendari untuk mengembalikan fungsi Kali Mandonga. Bekerjasama dengan Balai Wilayah Sungai (BWS) Sulawesi IV, kedua pihak sepakat menampilkan wajah baru bagi kali yang membelah jantung Kota Lulo ini.
Kali Mandonga menjadi saksi pertumbuhan Kota Kendari dari masa ke masa. Sejatinya, keberadaannya memiliki peran penting dalam menjaga detak urat nadi kehidupan bagi lebih dari 300 ribu jiwa penduduk Kota Lulo.
Namun desakan populasi penduduk ikut menggerus peran alamiah Kali Mandonga. Permukiman penduduk di bantaran kali ini ikut mendukung laju kerusakannya. Saban hari, sampah beraneka jenis ikut mengalir bersama air yang debitnya terus menurun.
Lokasinya yang membelah jantung kota adalah potensi sekaligus ancaman. Bila dirawat dengan baik Kali Mandonga dapat menjadi ikon baru Kota Kendari yang dapat berkontribusi bagi Pendapatan Asli Daerah. Sebailknya, bila dibiarkan rusak bisa berpotensi menimbulkan malapetaka.
Tak ada pilihan bagi Pemerintah Kota Kendari saat ini. Peran dan Wajah Kali Mandonga akan segera diubah. Wali Kota Kendari, Zulkarnain bekerja sama dengan BWS Sulawesi IV berkomitmen mengubah wajah Kali Mandonga. Menjadikannya asset potensial sekaligus ikon wisata yang baru.
Wali Kota kendari, Sulkarnain Kadir, mengatakan peringatan HAD juga merefleksikan keadaan perkotaan dengan prinsip pemenuhan hak dasar kebutuhan air bersih dimasyarakat.
“Partisipasi ini juga turut meningkatkan kesadaran masyarakat untuk kepedulian lingkungan seperti menjaga kebersihan sungai dan kali di kota Kendari,” katanya usai memimpin upacara peringatan HAD di lapangan Makorem Kendari, Jumat 29 Maret 2019.
Untuk mewujudkan hal itu, kata Sulkarnain, Pemerintah Kota Kendari akan segera mengeluarkan kebijakan strategis. Sulkarnain juga memastikan akan melibatkan sejumlah pihak terkait dalam upaya pelestarian Kali Mandonga secara berkelanjutan.
“Ini sesuai dengan tema peringatan Hari Air Dunia tahun ini: Air untuk Semua,” kata Sulkarnain.
Kepala BWS Sulawesi IV Kendari, Haeruddin C. Maddi, mengatakan melalui momentum Hari Air Sedunia kali ini, bersama pemerintah Kota Kendari dan para pihak terkait bersama-sama melihat dan membersihkan kali Mandonga.
“Karena letaknya berada di pusat kota, ditengah padat pemukiman, kali ini rawan jadi tempat buangan sampah warga. Sampah dapat menghambat aliran air kali sehingga rawan terjadi banjir saat hujan tiba,” ujar Haeruddin.
“Bantaran ini nantinya akan dibuat lanskap. Sudah dikomunikasikan dengan Wali Kota Kendari. Semoga rencana ini dapat terealisasi dalam waktu dekat,” sambungnya.
Kegiatan bersih kali Mandonga turut melibatkan Dinas Sumber Daya Alam dan Bina Marga Provinsi Sultra, Dinas Cipta Karya, Bina Kontruksi dan Tata Ruang Provinsi Sultra, Dinas Perumahan Rakyat Kawasan Permukiman dan Pertanahan, Pemerintah Kota Kendari serta petinggi Korem 143 Haluoleo dan masyarakat.
Hari Air Sedunia diperingati setiap tanggal 22 Maret, inisiatif peringataan ini diumumkan pada Sidang Umum Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) ke 47 pada 22 Desember 1992 di Rio de Janeiro, Brazil.
PBB bersama anggotanya termasuk Indonesia pada waktu itu memutuskan Hari Air Sedunia pada 22 Maret dan mulai diperingati sejak tahun 1993.
Hari Air dunia tahun ini merupakan edisi ke-27 yang diperingati dengan tema: Water for All, Leaving No One Behind atau dalam adopsi nasional dimaknai sebagai “Air untuk Semua: Tidak meninggalkan siapapun dibelakang.”
Setiap tahunnya, Hari Air Dunia diperingati dengan tema khusus yang digunakan secara bersama-sama diseluruh dunia sejak edisi ke-2 pada tanggal 22 Maret 1994.
T I M
Komentar