tegas.co, JEPARA, JATENG – Di tengah persaingan mebel ukir, sebagian pengrajin mebel di Jepara, Jawa Tengah memilih memproduksi mebel berbahan limbah akar kayu jati. Sebab, selain bahan bakunya murah, harga jual produk mebel bahan limbah bisa bersaing. Peminatnya pun sampai keluar negeri.
Kreatifitas, itulah kalimat yang pantas diungkapkan Bayu Priyono warga Mulyoharjo, Jepara Jawa Tengah ini. Bahan limbah akar kayu jati ini, dapat membuat berbagai macam karya seni dengan kreatifitas yang mempunyai nilai ekonomis tinggi.
Sejak tujuh tahun lalu, Bayu menekuni limbah akar ini, berawal dari atas inisiatifnya untuk memanfaatkan limbah akar kayu jati jika di manfaatkan tidak ada ruginya. Terlebih lagi limba akar jati tidak ada kerusakannya, bahkan semakin rusak semakin bagus. “Bahan baku di dapatkan dari Blora, Bojonegoro sampai Nganjuk Jawa Timur,”Ujarnya kepada awak media ini, Jum,at (20/1)
Pruduksi Bayu sudah tersohor sampai ke luar negeri. Kebanyakan dari eropa yang pesan barang ke sini, kebanyakan dari Inggris, Belanda, Kanada, Taiwan serta Korea.
Untuk proses pengerjaannya, bayu dibantu oleh tiga puluh karyawan, yang semuanya mempunyai tugas tersendiri. Berawal dari memilah-milah akar yang akan digunakan, kemudian dipotong, merakit hingga finishing.
Selain membuat kursi dari akar, Bayu juga membuat berbagai macam kreasi diantaranya, satu set meja tamu, meja bar, tempat buah, hiasan berbentuk jamur, gantungan pakaian dan masih banyak lagi lainnya, semunaya dari bahan limbah akar. Untuk satu set meja tamu dipatok harga Rp 2.500.000 sampai dengan Rp 3.000.000. Dalam satu bulannya, Bayu mengaku dapat mengeksport hingga dua kontainer.Keuntungan yang didapatnya tak kurang dari tiga puluh juta setiap bulannya.
Yang paling penting dari produksi mebel berbahan limbah itu, yakni memikirkan desain yang menarik. Ide mau dibuat apa, baru bisa kita dapatkan setelah melihat bahan baku. Jadi pintar-pintar kita mengkreasikan saja.
DEDY SETYAWAN / MAN