tegas.co., JEPARA, JATENG – Jepara dan R.A Kartini adalah dua nama seperti dua sisi mata uang, meski dimakamkan di Rembang, namun Jepara lebih akrab dengan nama R.A Kartini tokoh emansipasi wanita.
Dari pemikiran inilah menginspirasi wanita – wanita untuk sejajar dalam hal pendidikan dan kesempatan hidup yang lebih baik setara dengan kaum Adam, tidak terkecuali Mayor Laut (KH/W) Siti Musiana, prajurit Korps Wanita TNI – AL ( KOWAL ) pertama asal Jepara, Jawa Tengah (Jateng).
Wanita kelahiran Jepara 7 Novemver 1965 ini mengakui sangat beruntung bisa mengenyam pendidikan umum dan militer yang setara dengan kaum pria.
Wanita asal desa Jambu Mlonggo Jepara ini mengatakan, Kartini masa kini adalah orang yang mandiri, baik secara finansial maupun dalam keperibadian, serta mereka memiliki kecerdasan dan daya guna, yang artinya mampu memberikan manfaat baik itu untuk diri mereka sendiri maupun untuk lingkungannya.
Akan tetapi, sesuai kodratnya sebagai seorang wanita, mereka memang diciptakan berbeda dari kaum pria dalam beremansipasi, bukan suatu kesalahan sebagai seorang wanita berpendidikan tinggi. Dan memiliki derajat yang lebih tinggi daripada Pria.
Tantangan yang akan dihadapi oleh kaum Wanita saat ini dalam ber-emansipasi, yakni harus menjalankan peran ganda tanpa harus meninggalkan kodratnya sebagai seorang Wanita.
Disatu sisi, Wanita dituntut untuk selalu “produktif” dalam karir maupun kehidupan bermasyarakatnya.
Namun, di sisi lain Wanita dituntut mengabdi pada suami serta menjadi ibu dan panutan bagi anak-anaknya kelak. Hal itulah yang akan menjadi tantangan terbesar bagi kaum Wanita, Siti Musiana.
Sebagai wanita yang sama – sama lahir di kota ukir ini, pamen yang menempuh pendidikan umum di SD Jambu, SMP N 2 Jepara dan SMA PEMDA Bangsri ini sangat menghargai pemikiran R.A Kartini, seperti yang ditururkannya “Perjuangan R.A. Kartini bertujuan agar wanita lebih cakap dalam menjalankan kewajibannya. Bukan untuk membuat bahwa kaum wanita merupakan saingan dari kaum Pria. Kartini tidak pernah mendorong kaum wanita dalam meraih kebebasan dengan meninggalkan kewajiban-kewajibannya sebagai seorang wanita. Sosok Kartini merupakan gambaran Wanita yang “haus” akan keseimbangan peran sosial-budaya dan agama.
Emansipasi wanita tidaklah mudah. Perjuangan kaum wanita dalam menyetarakan gender terkadang butuh pengorbanan yang besar.
Seperti halnya yang dilakukan oleh Raden Ajeng Kartini. Kehidupan kaum wanita saat ini jauh lebih baik dibanding sebelumnya.
Sebagai “Kartini masa kini” tentunya bukan hanya bisa menerangkan konsep dari emansipasi saja.
Akan tetapi, spirit Kartini juga harus ditanamkan untuk selalu berprestasi dalam segala bidang tanpa melupakan fitrahnya sebagai seorang wanita.
Di moment hari Kartini ini wanita yang menempuh pendidikan Dikcaba Milsuk IV/ 1985 dan Dikcapareg XXXI/ 2001 ini berharap dengan emansipasi wanita banyak wanita yang mampu meneruskan jejaknya mengabdi di TNI AL/ KOWAL, dan terbukti lulusan pertama taruni angkatan pertama ada yang dari Jepara.
KONTRIBUTOR: EDI SULTON
Komentar