Kini jagad politik Buton Utara (Butur) khusunya dan Sulawesi Tenggara (Sultra) pada umumnya sedang diramaikan oleh berita terpilihnya Abu Hasan (Bupati Buton Utara) sebagai pimpinan DPD PDIP Provinsi Sulawesi Tenggara Periode 2019-2024.
Setelah diterpa berbagai isu miring terkait eksistensinya di partai moncong putih itu, Abu Hasan kini membuktikan dirinya sebagai nahkoda partai pada kasta tertinggi di daerah. Dalam Konferda (27/07/2019), tanpa disangka-sangka, dari posisinya sebagai ketua DPC PDIP Butur, Abu Hasan melaju ke kursi ketua DPD PDIP Sultra melewati banyak tokoh dan elite politik PDIP Sultra.
Teori dramaturgi ala Erving Goffman selalu relevan untuk melihat praktik politik. Politik dan kehidupan sosial ibarat sebuah permainan teater. Ada panggung depan (front stage) dan ada panggung belakang (back stage). Pada panggung depan seorang politisi selalu tampil dengan peran yang dia mainkan, dengan kepura-puraan, atau dengan polesan. Sedangkan pada panggung belakang seseorang tampil lebih orisinil. Segala peran di panggung depan diatur dari panggung belakang.
Di panggung depan Abu Hasan pada dasarnya mengusung Ir. Hugua dalam konferda PDIP Sultra. Namun di panggung belakang, Abu Hasan telah menyiapkan jalan untuk menduduki jabatan sebagai ketua DPD PDIP Sultra.
Jika direfleksi kembali ke belakang, Abu Hasan dapat dikatakan telah mengalami metamorfosis politik yang cukup cepat dalam kepompong bernama PDIP. Tahun 2015 silam Abu Hasan hanya seorang calon Bupati yang diusung oleh PDI-Perjuangan.
Karir politiknya di partai ini bermula ketika ia diserahi tanggung jawab sebagai memimpin DPC PDIP Butur setelah dirinya terpilih sebagai Bupati.
Belum cukup lima tahun sebagai bupati, Abu Hasan harus menghadapi kembali perhelatan politik di tubuh partai pada Konfercab Serentak PDIP Sultra tanggal 18 Juli 2019 lalu. Sempat diterpa isu miring dan gesekan internal partai, namun laju Abu Hasan tidak terbendung. Dia kembali memimpin DPC PDIP Butur secara aklamasi.
Tapi yang mengejutkan, di bulan yang sama, Abu Hasan didaulat menjadi ketua DPD PDIP Sultra Periode 2019-2024 menggantikan Ir. Hugua pada Konferda PDIP Sultra, 27 Juli 2019. Artinya hanya dalam sembilan hari Abu Hasan memenangkan dua perhelatan, perebutan kursi ketua DPC PDIP Butur dan kursi ketua DPD PDIP Sultra.
Menariknya, dua kemenangan beruntun ini terjadi menjelang momen Pilkada serentak 2020 dimana Abu Hasan akan kembali bertarung sebagai calon bupati petahana.
Sebagai pimpinan DPD PDIP Sultra juga sebagai bupati petahana, saat ini Abu Hasan memiliki perangkat politik yang paripurna untuk menghadapi Pilkada 2020.
Jika pada Pilkada 2015, Abu Hasan dicitrakan sebagai calon yang mewakili orang miskin melawan orang kaya, maka pada Pilkada 2020 mendatang Abu Hasan akan tampil sebagai calon yang mewakili elite partai politik. Dengam posisi itu, Abu Hasan tak pantas lagi dicitrakan sebagai kandidat yang mewakili orang miskin.
Singkatnya Abu Hasan kini telah mengalami metamorfosis politik yang cukup cepat. Kurang dari 5 tahun, ia telah berhasil menjadi elit PDIP pada kasta tertinggi di Sulawesi Tenggara. Jauh melampaui capaian lawan-lawan politik pontensialnya di Buton Utara. Selamat untuk Kakanda Abu Hasan atas jabatan barunya.
J S R
Komentar