Pagi itu, Senin 26 Agustus 2019, puluhan siswa-siswi asal Desa Teluk Nibung, Kecamatan Pulau Banyak, Kabupaten Aceh Singkil, bergegas menuju sekolah. Mereka mengejar waktu agar bisa sampai ke sekolah tepat waktu; sebelum jam pelajaran dimulai.
Untuk bisa sampai di sekolah, harus melalui perjuangan. Bahkan, harus bertaruh nyawa. Menyeberangi lautan menggunkana perahu kayu. Hari itu, ombak cukup keras.
Keadaan memaksa mereka harus menempuh pendidikan ke desa tetangga, Pulau Balai. Di kampung halaman mereka hanya tersedia SD dan SMP.
Sedikit harapan sempat muncul melihat pengerjaan jalan penghubung antardesa. Sayang, jalan itu tak kunjung kelar.
Akses transportasi yang sulit juga menjadi ancaman keberlangsungan hidup masyarakat setempat. Hasil pertanian; kelapa, cengkeh, pala, dan lainnya sulit dijual.
“Meskipun cuaca buruk, kami tetap menyeberangi lautan ini. Mau bagaiman lagi, jalan darat juga tak kunjung siap,” ujar sala seorang siswa, Aldi, dengan nada sedikit pasrah.
Dia berharap, pemerintah setempat bisa memperhatikan nasib warga. Ia juga meminta keseriusan pemerintah menuntaskan jalan penghubung di desanya.
AHMAD JEKI
Komentar