Mahasiswa Cipayung Plus Sultra Gelar Do’a Bersama Untuk Randi dan Yusuf

Mahasiswa Cipayung Plus Sultra Gelar Do'a Bersama Untuk Almarhum Randi dan Yusuf
Ketua Badko HMI Sultra, Eko Hasmawan Baso usai mengikuti aksi bakar lilin dan Do’a bersama untuk almarhum Randi dan Yusuf FOTO: MAHIDIN tegas.co Konawe Selatan

Kelompok Mahasiswa Cipayung Plus Sulawesi Tenggara (Sultra), yang tergabung atas sejumlah organisasi kemahasiswaan seperti PMII, PMKRI, HMI, GMNI, KMHDI, GPM, GMKI, GPII dan keluarga almarhum, Randi melakukan aksi bakar lilin dan Do’a bersama, bertempat di lokasi tertembaknya almarhum Yusuf dan almarhum Randi, Kamis malam, (24/10/19).

Selain bakar lilin dan Do’a bersama, ada beberapa tuntutan yang disampaikan dalam aksi tersebut untuk menyikapi terkait belum ditetapkannya tersangka dalam insiden meninggalnya 2 mahasiswa UHO dalam aksi demonstrasi di depan Kantor DPRD Sultra beberapa waktu lalu.

Menurut Ketua PKC PMII Sultra, Erwin gayus, ada dua hal yang disikapi Cipayung Plus Sultra dalam aksi tersebut dan menjadi warning untuk penanggung jawab penuntasan kasus almarhum Randi dan almarhum Yusuf.

“Kami mendengar kabar bahwa surat pengajuan Kabareskrim Pak Komjen Idham Azis untuk menjadi Kapolri sudah dikirim dan di proses ke anggota DPR, dan dengan tegas kami menyatakan bahwa Pak Presiden harus mempertimbangkan itu, karena Kabareskrim sebagai penanggungjawab penuntasan kasus penembakan mahasiswa belum menetapkan tersangka sampai hari ini,” ujar Erwin Gayus.

Erwin juga menambahkan bahwa, Cipayung Plus Sultra akan menolak kedatangan Jokowi yang dikabarkan akan bertandang ke Sulawesi Tenggara dalam agenda Hari Pangan Sedunia (HPS) jika kasus penembakan belum ada titik terang.

“Pak Presiden harusnya juga serius menanggapi terkait ini, karena sampai sekarang pihak Kepolisian masih belum menetapkan tersangka. Dan jika pak Presiden akan ke Sultra, kami berharap dapat mendatangkan titik terang terkait kasus ini, jika tak ada titik terang, sebaiknya pak Presiden tidak ke Sultra,” tutupnya.

Hal yang sama juga disampaikan Ketua PKC PMII Sulawesi Tenggara, yang juga sebagai Ketua Badan Koordinasi (Badko) HMI Sulawesi Tenggara, Eko Hasmawan Baso juga menyampaikan penolakan terhadap kedatangan Presiden Republik Indonesia (RI), Ir H Joko Widodo di bumi Anoa Sulawesi Tenggara, jika kasus meninggalnya almarhum Randi dan almarhum Yusuf tidak segera diungkap siapa pelakunya.

“Kami meminta agar Kapolda baru yang ditugaskan di Sulawesi Tenggara mampu mengembalikkan kondusifitas Kamtibmas di Sultra seperti sedia kala. Mengingat banyaknya gerakan-gerakan radikal yang semakin masif di Sulawesi Tenggara,” ungkap Ketua Badko HMI Sultra, Eko Hasmawan Baso dalam releasenya yang dikirimkan melalui pesan WhatsAap.

Untuk diketahui, Cipayung Plus Sultra akan terus mempressure kasus ini sampai menunjukkan titik terang dan ditetapkannya tersangka dalam insiden penembakan yang mengakibatkan hilangnya 2 nyawa mahasiswa dalam aksi demonstrasi 26 september 2019.

T I M