Bupati Wakatobi Arhawi meluncurkan Dapoer Maritim. Launching dilaksanakan di Marina Togo Mowondu, Wakatobi, Sulawesi Tenggara (Sultra), Jumat (25/10/2019).
Kegiatan ini dihadiri Asisten Setda Provinsi Sultra, Syarifuddin Safaa, Ketua dan anggota DPRD Hamiruddin, Forkopimda, Kepala OPD, intansi vertikal, ketua Tim Penggerak PKK dan Ketua DWP Wakatobi, tokoh adat dan tokoh masyarakat serta stakeholder kepariwisataan daerah, meliputi kelompok dan komunitas usaha pariwisata yang ada di Wakatobi.
Soft launching ini diawali dengan pembacaan do’a secara adat dari sejumlah tokoh adat. Arhawi dalam sambutannya mengangkat cerita enam belas tahun estafet kemimpinan Wakatobi yang telah membangun dan mengantarkan Wakatobi sebagai daerah pariwisata.
Arhawi yakin dengan pariwisata, diusia remajanya, Wakatobi akan maju dengan pesat. Ia juga mengungkapkan pentingnya bandara dan infrastruktur jalan sebagai pemicu pembangunan daerah untuk memajukan pariwisata.
“Kita yakin bahwa diusia 16 tahun ini, pembangunan pariwisata di Kabupaten Wakatobi akan berkembang,” ucapnya.
Tak hanya itu, orang nomor satu di Wakatobi itu menyinggung dalam era industri 4.0 saat ini, menuntut terobosan inovasi dan kreativitas pemanfaatan teknologi khususnya di lingkup OPD.
“Fasilitas seperti ini akan mubajir bila tidak termanfaatkan. Fasilitas ini diharapkan dapat termanfaatkan sebagai sumber PAD, dan sebagai ruang komponen pariwisata bagi masyarakat,” ujar Arhawai.
Sementara, Kadis pariwisata Nadar menuturkan, Dapoer Maritim berangkat dari pemanfaatan aset Pemda yang belum termanfaatkan, serta upaya mengakomodasi aspirasi masyarakat terkait aset Pemda. Tercatat lebih kurang 15 fasilitas serupa dapur maritime tersebar di Wakatobi dalam rangka menata objek dan daya tarik wisata yang terbangun dari DAK Wakatobi.
Adapun mekanisme pengelolaan aset negara ini dilakukan melalui KSP atau kerja sama dengan pihak swasta maupun komunitas, dan sudah ditandatangani oleh Bupati Wakatobi.
“Pola KSP ini dapat menghasilkan tiga sumber penerimaan daerah, yaitu melalui kontribusi tetap dari mitra KSP pertahun; profit setiap akhir tahun dengan mekanisme bagi hasil Pemda dan pengelola, dan pajak makan minum hotel dan restoran. Sementara transparansi pengelolaan keuangan KSP Dapoer Maritim ini terjamin, dengan mekanisme Elektronik kas register,” jelasnya.
Kedepan, lanjut Nadar, Dapoer Maritim sebagai bagian dari empat subsektor pariwisata yang ada di Wakatobi yang meliputi Kuliner, seni kriya kayu dan anyaman, seni pertunjukan dan fashion ini harapkan bisa mendukung secara paralel pengembangan pariwisata Wakatobi.
Masih dalam rangkaian Soft Launching ini, Asisten Setda Provinsi Sulawesi Tenggara, Syarifuddin Syafaa menyerahkan secara simbolis 1300 bibit pohon sukun kepada Pemda Wakatobi, dengan dua pesan lingkungan dari Gubernur Sulawesi Tenggara, yaitu menjamin keberlanjutan air tawar di Wakatobi dan pencanangan penanaman pohon di Wakatobi.
RUSDIN