Ingin Sultra Maju, Ali Mazi-Lukman Bangun Infrastruktur Megah

Ingin Sultra Maju, Ali Mazi-Lukman Bangun Infrastruktur Megah
Gubernur Sultra H. Ali Mazi SH (tengah menunjuk) didampingi Ketua Komisi III DPRD Sultra Suwandi Andi saat meninjau progres pembangunan jalan Kendari-Toronipa beberapa waktu lalu
Gubernur Sultra H. Ali Mazi SH (tengah menunjuk) didampingi Ketua Komisi III DPRD Sultra Suwandi Andi saat meninjau progres pembangunan jalan Kendari-Toronipa beberapa waktu lalu. (FOTO : IST)

Want Sultra Advanced, Ali Mazi-Lukman Build Magnificent Infrastructure

Mimpi Gubernur Sulawesi Tenggara H. Ali Mazi bersama pasangannya H. Lukman Abunawas untuk memajukan Sulawesi Tenggara (Sultra) dapat direalisasikan dengan membangun sarana dan prasarana. Untuk mewujudkan mimpi tersebut, Gubernur Sultra Ali Mazi menyiapkan tiga mega proyek untuk infrastruktur. Ke tiga mega proyek tersebut masing-masing pembangunan jalan pariwisata yang menghubungkan Kota Kendari-Toronipa Kabupaten Konawe, pembangunan Rumah Sakit Jantung bertaraf Internasional dan pembangunan Perpustakaan Modern.

The dream of the Governor of Southeast Sulawesi H. Ali Mazi together with his partner H. Lukman Abunawas to advance Southeast Sulawesi (Southeast Sulawesi) can be realized by building facilities and infrastructure. To realize this dream, Southeast Sulawesi Governor Ali Mazi has prepared three mega projects for infrastructure. The three mega projects are respectively the construction of a tourism road that connects the City of Kendari-Toronipa Konawe Regency, the construction of the International Heart Hospital and the construction of a Modern Library.

Untuk membiayai ketiga mega proyek tersebut, Gubernur Sultra Ali Mazi SH bakal melibatkan PT Sarana Multi Infrastruktur (SMI), dimana BUMN yang bergerak dibidang pembiayaan infrastruktur ini akan memberikan pinjaman senilai Rp 1,2 Triliun dan akan dibayar melalui APBD Provinsi. Sejak dilantik pada tahun 2018 silam, Pemerintahan Ali Mazi – Lukman sudah mengedepankan strategi pembangunan dengan jargon GARBARATA (Gerakan  Pembangunan Terpadu Wilayah Daratan dan Lautan/Kepulauan. Dengan Tagline tersebut banyak hal yang tampak akan dilakukan, tetapi pembangunan mega proyek ingin dikebutnya hingga tahun 2023 mendatang.

To finance the three mega projects, Governor Sultra Ali Mazi SH will involve PT Sarana Multi Infrastruktur (SMI), where the BUMN engaged in infrastructure financing will provide loans worth Rp 1.2 trillion and will be paid through the provincial budget. Since being inaugurated in 2018, the Ali Mazi-Lukman government has put forward a development strategy with the jargon of GARBARATA (Integrated Development Movement of the Land and Sea / Islands Region. With the Tagline many things seem to be done, but the development of mega projects wants to be accelerated until the next 2023 .

Untuk memajukan Sulawesi Tenggara, tentunya bangunan infrastruktur sangat penting untuk dilaksanakan, sehingga akan menjadi ikon, seperti pada saat menjabat Gubernur di periode pertamanya bersama pasangannya Yusran Silondae dengan membangun Tugu Persatuan di pusat Kota Kendari, termasuk pembangunan bandara Haluoleo di Ambaipua, Ranomeeto, Konawe Selatan. Di periode keduanya ini, ALI Mazi – Lukman Abunawas menargetkan tiga mega proyek yakni pembangunan jalan yang menghubungkan Kota Kendari-Toronipa, Pembangunan Rumah Sakit Jantung bertaraf Internasional dan Perpustakaan Modern.

To advance Southeast Sulawesi, of course the infrastructure building is very important to carry out, so that it will become an icon, such as when he was Governor in his first period with his partner Yusran Silondae by building the Unity Monument in the center of Kendari City, including the construction of the Haluoleo airport in Ambaipua, Ranomeeto, South Konawe . In this second period, ALI Mazi – Lukman Abunawas is targeting three mega projects, namely the construction of roads connecting the city of Kendari-Toronipa, the construction of the International Heart Hospital and the Modern Library.

Ingin Sultra Maju, Ali Mazi-Lukman Bangun Infrastruktur Megah
Gubernur Sultra Ali Mazi SH saat melakukan lounching pembangunan rumah sakit jantung di lokasi Eks RSUD Provinsi di bilangan Kemaraya Kendari-Sultra
Sultra Governor Ali Mazi SH when lounching the construction of a heart hospital in the location of the Ex Provincial Hospital in Kendari-Southeast Sulawesi (FOTO : INT)

Untuk membangun dan membiayai tiga mega proyek tersebut Ali Mazi – Lukman Abunawas tentunya ingin mendapat persetujuan dari DPRD Sultra. Tetapi jalan terjal persetujuan dari DPRD Sultra nampaknya harus dilewati oleh Pasangan berakronim AMAN tersebut. Pasalnya anggota DPRD Sultra periode 2019-2024 keberatan dengan persetujuan anggota DPRD sebelumnya. Namun itu tidak menyurutkan niat Ali Mazi – Lukman untuk menghentikan pembangunan tersebut, bahkan di tahun 2019 tiga mega proyek tersebut sudah digenjot pekerjaannnya, bahkan seperti pembangunan jalan menuju Toronipa sudah dapat diakses dan sudah mencapai penyelesaiannya sepanjang 3,4 Kilometer dari rencana 12 Kilometer dengan lebar 27 Meter.

To build and finance the three mega projects, Ali Mazi – Lukman Abunawas certainly wants approval from the Southeast Sulawesi Regional Parliament. But the steep road of approval from the Southeast Sulawesi DPRD seems to be passed by the AMAN acronym pair. Because the members of the Southeast Sulawesi DPRD period 2019-2024 objected to the approval of previous DPRD members. But that did not dampen the intention of Ali Mazi – Lukman to stop the construction, even in 2019 the three mega projects have been boosted, even as the construction of the road to Toronipa has been accessed and has reached its completion along the 3.4 Kilometers of the planned 12 Kilometers in width 27 meters.

“Akhir tahun 2019 proyek pembangunan Jalan kendari Toronipa sudah selesai 3,4 Kilo meter dengan menalan anggaran Rp 153 Milyar. Di Tahun 2020 sudah disiapkan untuk dilelang atau tender untuk kelanjutan pekerjaan pembangunan jalan dengan anggaran Rp 800 Milyar dengan cara bertahap hingga tahun 2021,”ujar Mujianto selaku pejabat di Dinas Sumber daya Air dan Bina Marga prov. Sultra beberapa waktu lalu saat menggelar rapat kerja bersama dengan komisi II DPRD Sultra.

“By the end of 2019 the construction project for the Kendon Road in Toronipa has finished 3.4 Kilo meters with a budget of Rp. 153 billion. In 2020, a tender has been prepared for the continuation of road construction works with a budget of Rp. 800 billion in a gradual manner until 2021, “said Mujianto as an official at the Office of Water Resources and Bina Marga prov. Southeast Sulawesi some time ago when holding a joint working meeting with the commission II of the Southeast Sulawesi Regional Parliament.

Begitu juga yang yang disampaikan sekretaris Dinas SDA dan Bina Marga La Ode Rahman bahwa Gubernur Sultra Ali Mazi SH melalui visinya untuk menghubungkan Kota Kendari – Toronipa sebagai lokasi wisata tersebut ditergetkan dituntaskan hingga tahun 2021. Anggaran yang disiapkan sebesar Rp 800 Milyar di tahap berikutnya itu bukan saja komponen pengaspalan jalan sepanjang 11,6 Kilo meter, tetepi itu sudah secara akumulasi dengan biaya pengatingan, land claring, penimbunan dan fasilitas penerangan jalan.

Likewise, what was conveyed by the secretary of the SDA and Bina Marga Office of La Ode Rahman that Southeast Sulawesi Governor Ali Mazi SH through his vision to connect the city of Kendari – Toronipa as a tourist location was targeted to be completed until 2021. The budget prepared for Rp. 800 billion in the next stage was not of course, the asphalting component of the road is 11.6 Kilo meters, but it has already been accumulated with the costs of wetting, land claring, landfilling and street lighting facilities.

“Pembangunan jalan di sepanjang 12 Kilometer tersebut luasnya 27 meter dua jalur dan ada juga untuk lajur pejalan kaki dalam hal ini trotoar dan juga untuk bagi pengendara sepeda. Item item tersebut tentunya biayanya besar dan mencapai milyaran,”katanya menambahkan.

“The construction of the 12 Kilometer road covers an area of ​​27 meters two lanes and there is also a pedestrian lane in this case the sidewalk and also for cyclists. These items certainly cost a lot and reach billions, “he added.

Terkait tiga mega proyek Ali Mazi –Lukman Abunawas seperti yang disampaikan Ashar Bafadal seperti di kutip di Sultra Independen. Daerah seperti Sultra ini pembangunan infrastruktur memang diakui masih sangat diperlukan untuk menunjang jalan perekonomian masyarakat dan menjadi daya tarik investor untuk dapat masuk ke daerah. Namun demikian porsi anggaran dari struktur APBD yang dialokasikan untuk mega proyek tidak akan memikul beban tersebut, kalaupun mampu maka diyakini akan akan banyak program yang tergusur dari mata anggaran tersebut.

Regarding the three mega projects of Ali Mazi – Lukman Abunawas, as conveyed by Ashar Bafadal, as quoted in Independent Sultra. Regions like Southeast Sulawesi admitted that infrastructure development is still very much needed to support the economic path of the community and attract investors to enter the region. However, the budget portion of the APBD structure allocated for mega projects will not carry the burden, even if it is capable it is believed that many programs will be displaced from the budget line.

“Sebagai Ilustrasi seperti apa yang diuraikan bahwa untuk pembanguan ketiga mega proyek tersebut yaitu jalan Kendari-Toronipa, pembangunan Rumah Sakit Jantung, dan Perpustakaan Modern tersebut maka pemerintah Provinsi Sulawesi Tenggara melibatkan pihak lain yaitu PT Sarana Multi Infrastruktur (PT SMI), dimana BUMN yang bergerak dibidang pembiayaan infrastruktur ini akan memberikan pinajaman sebesar Rp 1,2 triliun,”tulisnya.

“As an illustration like what was explained that for the development of the three mega projects, namely the Kendari-Toronipa road, the construction of the Heart Hospital, and the Modern Library, the Southeast Sulawesi Provincial Government involved another party, PT Sarana Multi Infrastruktur (PT SMI), where the BUMN engaged in infrastructure financing, this will provide loans of Rp 1.2 trillion, “he wrote.

Terkait tiga mega proyek yang digaungkan dan sementara dalam pelaksanaan pembangunannya, Gubernur Sultra H. Ali Mazi SH mengatakan, untuk membangun Sulawesi tenggara ini diperlukan keberanian untuk membangun, sehingga tidak ada keraguan untuk melaksanakan Visi Pemerintah. Jika APBD kita belum cukup untuk mendanai, maka ada pihak lain dengan cara pinjam.

Related to the three mega projects that are echoed and while in the implementation of its development, the Governor of Southeast Sulawesi H. Ali Mazi SH said, to develop Southeast Sulawesi, it takes courage to build, so there is no doubt to implement the Government’s Vision. If our budget is not enough to fund, then there are other parties by way of borrowing.

“Dengan membangun jalan jalur dua ke lokasi Wisata Bokori dan Toronipa tentunya sudah ada hitung-hitungan di masa datang, selain ada PAD dari wisata tersebut, tentunya adalah peningkatan ekonomi masyarakat. Yang terpenting lagi Sultra ini ada Ikon yang dilihat saat kita berada di Bumi Anoa dan tentunya akan menjadi kebanggaan untuk masyarakat Sultra,”ujarnya kepada sejumlah wartawan saat bersilaturahmi di rumah jabatan Gubernur Sultra beberapa waktu lalu.

“By building a two-lane road to the Bokori and Toronipa Tourism locations, of course there will be calculations in the future, in addition to the PAD from the tour, of course, the improvement of the people’s economy. The most important thing is that this Southeast Sulawesi icon is seen when we are on Anoa Earth and of course it will be a source of pride for the people of Southeast Sulawesi, “he told a number of journalists during a visit to the Southeast Sulawesi Governor’s office some time ago.

Ingin Sultra Maju, Ali Mazi-Lukman Bangun Infrastruktur Megah
Ilustrasi Rumah Sakit Jantung bertaraf Internasional yang akan di bangun oleh Gubernur Sultra Ali Mazi SH-Lukman Abunawas
Illustration of the International Heart Hospital that will be built by the Governor of Southeast Sulawesi, Ali Mazi, SH-Lukman Abunawas (FOTO : INT)

Begitu juga dengan pembangunan rumah sakit Jantung, menurut orang nomor satu Sultra itu bahwa, membangun Rumah sakit Jantung, bukan berarti Gubernurnya atau masyarakat Sultra menderita sakit Jantung, tetapi bagaimana rumah sakit ini menjadi rujukan masyarakat Sultra, Sulawesi, nasional bahkan internasional untuk memeriksakan jantung di rumah sakit yang dibangun.

Likewise with the construction of a Heart hospital, according to the number one person of Southeast Sulawesi that, building a Heart Hospital, does not mean that the Governor or the people of Southeast Sulawesi suffer from Heart disease, but how does this hospital become a reference for the people of Southeast Sulawesi, Sulawesi, national and even international to have a heart check in hospital built.

“Kalau ini sudah terbangun dan semua fasilitasnya sudah ada serta tenaga medis dan dokternya sudah ada, maka rumah sakit ini tentunya akan menjadi rumah sakit tujuan bagi masyarakat Indonesia untuk berobat. Tidak perlu lagi ke Singapura, Korea bahkan ke Eropa, inilah mimpi saya yang akan diwujudkan,”katanya.

“If this has been built and all the facilities already exist and the medical staff and doctors already exist, then this hospital will certainly be a destination hospital for the Indonesian people to seek treatment. No need to go to Singapore, Korea or even Europe, this is my dream that will be realized, “he said.

Termasuk pembangunan Perpustakaan Modern, Suami Agista Aryani itu mengakui bahwa dunia saat ini ilmu sudah ada dalam genggaman melalui android. Tetapi itu hanya sebatas genggaman tidak dalam satu kesatuan, karena itu Pemerintah Provinsi membangun Perpustakaan Modern, dimana di tempat ini, semua kelengakapan bacaan dan ilmu pengetahuan dengan system teknologi disiapkan. Tentunya dengan adanya perpustakaan tersebut ada timbale balik dengan peningkatan Sumber Daya Manusia (SDM).

Including the construction of the Modern Library, Agista Aryani’s husband acknowledged that the world of science is now in the grip through Android. But that is only limited to the grip not in a single unit, therefore the Provincial Government built a Modern Library, where in this place, all reading and science skills with a technological system are prepared. Of course, with the existence of the library there is a reciprocity with an increase in Human Resources (HR).

“Jadi tidak hanya sekedar membangun dengan mega, tetapi bagaimana mengisinya dan menjadikan perpustakaan ini sebagai ladang untuk mencari ilmu pengetahuan. Tentunya isi darei perpustakaan tersebut akan dilengkapi dengan baik dan dikelola dengan professional,”tandasnya.

“So it is not just building with mega, but how to fill it and make this library as a field to seek knowledge. “Of course the contents of the library will be well equipped and managed professionally,” he said. ***