Seolah tak henti meningkatkan kemampuan dan keterampilan prajurit dalam menghadapi pesatnya perkembangan teknologi komunikasi saat ini, Dinas Komunikasi dan Elektronika (Diskomlek) Koarmada II kembali menggelar pelatihan.
Setelah minggu lalu dengan Latihan Prosedur Komunikasi, kali ini adalah Latihan Keterampilan Jamming Komunikasi Tahun 2020 yang resmi dibuka oleh Kasubdis Pernika Letkol Laut (P) Agus Sri Mulyono mewakili Kadiskomlek Kolonel Laut (E) Ady Sucipto, pada Senin (17/02).
Dilaksanakan di ruang kelas Diskomlek, sebanyak 32 orang peserta latihan dari unsur-unsur Kapal Perang Republik Indonesia (KRI) jajaran Koarmada II siap menerima materi dari para instruktur yang berpengalaman. Selama satu minggu kedepan tepatnya hingga tanggal 21 Februari 2020, mereka akan menimba ilmu tentang Prosedur Komunikasi Mengatasi Jamming Komunikasi, Pengenalan Jamming Komunikasi dan Prosedur Pengoperasian Jamming.
Jamming sendiri adalah suatu istilah dimana terdapat gangguan yang mengakibatkan kemacetan pada saat penerimaan maupun pengiriman data. Penyebabnya di dalam penerimaan sinyal data biasanya adalah karena interferensi atau gangguan dari sinyal yang mempunyai frekuensi sama atau hampir sama.
Tingginya frekuensi KRI terlibat dalam tugas operasi pengamanan maupun operasi perang non militer lainnya, kerap mengalami resiko di jamming oleh pihak tak dikenal. Karenanya menurut Ady–begitu Kadiskomlek ini akrab disapa dalam amanat tertulisnya mengatakan, jika latihan ini pada intinya bertujuan menghasilkan personel-personel yang profesional dalam pengawakan peralatan jammer komunikasi yang pada akhirnya dapat mewujudkan TNI AL yang berkelas dunia.
Ady juga menambahkan bahwa ada tiga sasaran yang diharapkan terwujud dalam pelatihan jamming tersebut. Selain terciptanya keterampilan personel, kesiapan peralatan pengamanan transmisi komunikasi pada unsur KRI di jajaran Koarmada II juga menjadi salah satu sasaran penting.
“Terciptanya kesiapan peralatan pengamanan transmisi komunikasi pada unsur KRI di jajaran Koarmada II dari penggunaan peralatan jammer komunikasi pihak lain dan cara mengatasinya menjadi salah satu sasaran pelatihan ini, sehingga komunikasi tetap berjalan lancar meski sedang berada di tengah lautan,” beber Ady.
Tidak lupa kepada para peserta, Kolonel Ady berpesan agar selama mengikuti pelatihan mereka mau menggali sebanyak mungkin informasi dan temuan untuk selanjutnya dikaji dan dijadikan acuan untuk pelaksanaan latihan selanjutnya. Serta perhatikan faktor keamanan latihan dengan menepati semua prosedur yang telah ditetapkan, guna tercapainya Zero Accident.
Tim Redaksi