Perdana, Program Revitalisasi Kakao Dipanen Bupati Kolut

Bupati Kolaka Utara H. nur Rahman Umar didampingi wakilnya H. Abas dan sejumlah pejabat lainnya saat menggelar panen perdana revitalisasi kakao. (FOTO : IS)

TEGASCO,. KOLAKA UTARA – Program revitalisasi Kakao dengan bibit unggul dominan Klon MCC02 sambung pucuk yang ditanam Februari 2019 lalu Dipanen perdana oleh Bupati Kolaka Utara (Kolut), Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra). H. Nur Rahman Umar bersama wakilnya H. Abbas, Ketua DPRD Buhari dan sejumlah pejabat lainnya serta kelompok tani Pucuk Mekar di Desa Powala’a Kecamatan Pakue Tengah, Rabu (15/07/2020).

Dalam kesempatan ini Bupati Kolut, Nur Rahman Umar menyampaikan, panen perdana kakao ini, adalah awal keberhasilan program Revitalisasi Kakao yang dicanangkan tahun 2019 lalu.

Iklan KPU Sultra

“Laporan dari pendamping revitalisasi kakao (Tambun) mengatakan untuk Kecamatan Pakue Tengah Tingkat Keberhasilan Kakaonya mencapai 99 persen,”ungkapnya.

Dikatakan, panen perdana kakao di Desa Powalaa dinyatakan berhasil dengan luasan lokasi tanam 41 Hektar. Disini kita bisa melihat secara langsung bagaimana Perkebunan Kakao mulai bangkit dari tanam kakao yang terjangkit hama menjadi tanam Kakao dengan variaetas unggul.

“Banyak masyarakat yang Apatis karena petani terpengaruh program yang dulu gagal, sehingga mereka melihat keberhasilan dari yanh dibprogramkan ini bisa ditindak lanjut dengan melakukan revitalisasi total perkebunan coklat di Kolaka Utara ini,”terangnya.

Orang nomor satu di Kolaka Utara itu mengakui, setelah adanya program revitalisasi kakao dengan telah menunjukkan hasil, maka petani kakao di Kolut ini sudah bisa melakukan dengan tetap berkoordinasi dengan petugas perkebunan, sehingga perkebunan coklat yang sudah diabaikan selama ini dapat dikembangkan lagi.

“Kualitas biji kakao yang paling diutamakan, jangan kita memikirkan harga tetapi tidak memikirkan kualitasnya dulu, karena itu diharapkan kepada petani coklat untuk merevitalisasi seperti yang kita saksikan saat ini,”pintanya.

Pengganti Rusdah Mahmud di Kolut itu mengaku, Pemerintah sudah membawa sampel biji kakao murni di Jembrana Bali dan hasilnya cukup menggembirakan. Selain itu , juga telah mengirim sampel di Prancis untuk dilakukan uji atau diteliti akan hasil dari kakao revitalisasi.

“Alhamdulillah biji kakao Kolut bisa bersaing di pasar Internasional karena biji kakao memiliki ciri has aroma rempah yang disenangi Negara Eropa,”akunya.

Untuk itu, Kolut-1 itu berharap, petani jangan ragu dan takut akan harga kakao yang murah, karena di Kolut, sudah berjalan tahap pertama pembangunan pabrik biji kakao dan pembelian biji kakao. Nantinya dengan harga yang tinggi dan tidak lagi melalui tengkulak yang membeli kakao dengan Harga Murah.

Sementara itu Kepala desa Powalaa, Jupriadi, A.Ma melaporkan, keberhasilan tanaman kakao di Desanya Powalaa mencapai 75 persen karena masih ada bibit yang belum ditanam.

“Luasan Tanaman Kakao untuk Revitalisasi dengan Anggaran APBD seluas 41 HA dan 12 HA menggunakan Anggaran Dana Desa,”katanya melaporkan.

Ditambahkab, tanaman kakao yang pembibitannya di Bulan Juli 2018 dan di bulan Februari 2019 baru ditanam dan hari ini sudah dipanen. Keunggulan revitalisasi kakao ini adalah pasca dilakukanbrevitakisasi dalam waktu delapan bulan sudah berbuah.

“Keberhasilan tanaman kakao juga dibutuhkan ketekunan oleh petani itu sendiri. Untuk kelompok Pucuk Mekar ada Slogan, Anda Rajin Panen Berlimpah, Anda Malas Jadi Penonton,”pungkasnya.

IS