TEGAS.CO,. “Seperti cendawan yang tumbuh di musim penghujan” begitulah kondisi pertambahan pengangguran yang terjadi pada masyarakat kabupaten Bandung saat ini. Menyikapi hal tersebut, pihak pemerintah kabupaten Bandung pun angkat suara.
Dilansir dari Galamedia.com pada Kamis (27/08/2020) sebagaimana diungkapkan oleh Bupati Bandung H. Dadang M. Saat ini pihaknya terus berupaya menurunkan tingkat pengangguran. Salah satunya melalui pembangunan Balai Latihan Kerja (BLK) di Desa Manggahang, Kecamatan Baleendah. Ia menyatakan bahwa pihaknya tengah melakukan kerja sama dengan Pemerintah Korea Selatan dalam bidang ketenagakerjaan. Aktivitas ini merupakan salah satu upaya untuk menurunkan angka pengangguran yang ada di kota Bandung. Warga menyambut antusias dalam menanggapi langkah pemerintah ini, dan menganggapnya sebagai angin segar bagi perbaikan perekonomian masyarakat.
Namun sayangnya jika dilihat secara mendalam solusi yang ditawarkan tersebut tidak lebih dari sekedar solusi parsial yang tidak menyentuh akar permasalahan, bahkan semakin menunjukkan negara dalam mengurusi permasalahan pengangguran terkesan setengah hati. Sebagai negara yang menganut sistem kapitalis sekuler hal tersebut merupakan sesuatu yang biasa dan lazim terjadi.
Faktanya, sistem kapitalis disebut sebagai penyebab terjadinya kemiskinan dan krisis ekonomi global. Salah satunya ditandai dengan sulitnya memperoleh lapangan pekerjaan serta terjadinya rasionalisasi besar-besaran di sektor perindustrian akibat krisis yang membuat angkatan kerja termasuk jutaan lulusan perguruan tinggi tak terserap potensinya.
Mirisnya, di tengah situasi sulit, terlebih dalam suasana pandemi ini, rakyat harus berjuang sendiri memenuhi kebutuhannya tanpa diimbangi dengan penyediaan lapangan pekerjaan yang memadai dari negara. Terkait masalah ketenagakerjaan ini, sistem kapitalisme akan mengutamakan unsur efektivitas dan efisiensi kerja. Misalnya dengan penggunaan teknologi robot atau mesin dan mengurangi program padat karya yang tentu tidak akan banyak menyerap tenaga kerja.
Namun masalahnya, itu semua tidak diimbangi dengan meratanya distribusi barang dan jasa yang dibutuhkan rakyat. Rakyat kecil yang miskin semakin susah hidupnya. Hal inilah yang menjadi penyebab terjadinya kesenjangan sosial terus-menerus dalam sistem negara kapitalisme. Munculnya kebijakan penyaluran tenaga kerja ke negara asing yang semula dianggap akan menjadi solusi praktis, tetapi kenyataannya semakin menambah problem yang ada.
Hal itu akan berbeda dengan bagaimana paradigma Islam dalam menyelesaikan permasalahan-permasalahan kehidupan, Islam memandang bahwa syariat Islam mampu menyelesaikan setiap permasalahan kehidupan dengan sempurna dan paripurna.
Sistem pemerintahan Islam yaitu khilafah adalah institusi yang menjalankan semua syariat Islam secara kaffah dalam sistem Islam, Khalifah berkewajiban memberikan pekerjaan kepada rakyatnya sebagai bentuk tanggungjawabnya terhadap urusan rakyat. Rasulullah saw bersabda: “Imam/Khalifah adalah pemelihara urusan rakyat, ia akan dimintai pertanggungjawaban terhadap urusan rakyatnya.” (HR Bukhari Muslim).
Mekanisme yang dilakukan Khalifah dalam mengatasi pengangguran dan menciptakan lapangan kerja ada dua mekanisme, yaitu mekanisme individu dan sosial ekonomi.
Dalam mekanisme individu, Khalifah secara langsung memberikan pemahaman kepada individu, terutama melalui sistem pendidikan serta memberikan keterampilan dan modal bagi mereka yang membutuhkan.
Sebagaimana yang pernah dilakukan Khalifah Umar ra. ketika mendengar jawaban orang-orang yang berdiam di masjid saat orang-orang sibuk bekerja bahwa mereka sedang bertawakal. Saat itu khalifah umar menyatakan “Kalian adalah orang-orang yang malas bekerja, padahal kalian tahu bahwa langit tidak akan menurunkan hujan emas dan perak.” Lalu beliau mengusir mereka dari masjid dan memberi mereka setakar biji-bijian.
Selanjutnya mekanisme sosial dan ekonomi. Dalam bidang ekonomi kebijakan Khalifah adalah dengan meningkatkan dan mendatangkan investasi halal untuk dikembangkan di sektor riil baik di bidang pertanian, kelautan, tambang, ataupun perdagangan. Negara tidak akan memberi ruang perkembangan ekonomi negara pada sektor non riil seperti yang dilakukan pada sistem kapitalisme. Sebab, sektor non ril selain haram juga menyebabkan beredarnya kekayaan di seputar orang kaya saja.
Dalam iklim investasi dan usaha, Khalifah akan menciptakan iklim yang merangsang untuk membuka usaha melalui birokrasi sederhana, penghapusan pajak, dan melindungi industri dari persaingan yang tidak sehat. Sudah saatnya kita mewujudkan sistem kehidupan yang memberi ketenteraman dan kesejahteraan bagi seluruh alam dengan cara berjuang mendakwahkah Islam Kaffah ke tengah-tengah umat.
Wa Allahu a’lam bishawwab
Penulis : Ummu Abror
Editor : YA