TEGAS.CO,. MUNA – Kader nasional PDI Perjuangan La Ode Umar Bonte mengajak seluruh elemen masyarakat Kabupaten Muna, Sulawesi Tenggara ( Sultra ) untuk saatnya menyatukan langkah memutus mata rantai oligarki kekuasaan yang sudah sangat lama mengakar di jazirah Bumi Sowite.
Kata dia, Oligarki mengakibatkan suatu daerah akan terus susah mengalami kemajuan.
Upaya selamat dari belenggu oligarki kekuasaan, menurut UB sapaan akrab La Ode Umar Bonte, hanya bisa dilakukan dengan berjuang menghantarkan pasangan Rajiun-La Pili (RAPI) menjadi Bupati Muna.
“Jika kita tidak sanggup memenangkan pertarungan ini, tidak sanggup menghantarkan pasangan RAPI menjadi Bupati Muna, maka sama halnya kita memperpanjang penderitaan 10, 20, dan bahkan sampai 30 tahun yang akan datang,” ungkap UB saat menyampaikan orasi politik dalam kampanye pasangan RAPI di Desa Liabalano, Kecamatan Kontunaga, Rabu, 21 Oktober 2020.
Menurut UB, oligarki kuasaan adalah peran dari mereka yang haus akan kekuasaan yang mempertahankan kekuasaan untuk kerabat dan kepentingan pribadinya. Ia meminta masyarakat menyadari bahwa peran itu menjadi biang keladi kenapa Muna jauh tertinggal dari daerah sebayanya.
“Karena fokusnya hanya dikaderisasi keluarga, sehingga kepentingan daerah menjadi dikesampingkan, maka laju pertumbuhan ekonomi daerah semakin terhambat,” ujar mantan Anggota DPRD Kota Kendari ini.
UB bilang, semua pihak harus menyadari jika tidak diputuskan dari sekarang, maka potensi estafet kepemimpinan dari kekuasaan oligarki masih akan dilanggengkan hingga kurun waktu 30 tahun akan datang.
“Olehnya itu kita harus menangkan pertarungan ini. Menangkan RAPI demi rakyat dan kemajuan Muna,” pintanya.
Ia menegaskan jangan ada keraguan mendukung pasangan RAPI. Rajiun sebagai mantan Bupati Muna Barat dalam kepemimpinanya sudah sangat berhasil membawa Mubar menjadi lebih baik. Ia yakin masyarakat Muna juga mengharapkan sosok pemimpin seperti Rajiun.
UB kemudian menepis tudingan yang dinarasikan mantan Bupati Muna dua periode Ridwan Bae disalah satu media massa dengan menyebut Rajiun adalah oligarki kekuasaan. Hal itu menurut UB tidak logis. Justru kata dia, pernyataan itu adalah upaya mereka membalikan fakta.
“Mereka menuduh Pak Rajiun katanya oligarki karena Rajiun Bupati Muna Barat dan adiknya Ketua DPR. Adiknya itu ditunjuk partai, bukan bupati. Yang SK kan juga bukan bupati. Artinya apa? Mereka ingin membalikan fakta yang sebenarnya bahwa sesungguhnya mereka ingin mempertahankan kekuasaan yang sudah dibangun 20 tahun lamanya. Habis dia (Ridwan) 10 tahun, iparnya 5 tahun, terus kemenakannya 5 tahun, damentohoemo (kita hentikanmi),” jelasnya.
Ia mengungkapkan, kehadirannya kembali di kampung halaman dan melibatkan diri dalam kerja politik perhelatan Pilkada didasari atas panggilan nurani dan kecintaan terhadap daerah karena ia melihat sosok Rajiun adalah harapan baru untuk Muna bisa berbenah menjadi lebih baik.
Ada pun keseriusan UB untuk memberantas oligarki, ia akan membentuk satgas anti oligarki disetiap wilayah desa dan kelurahan di 22 kecamatan se-Kabupaten Muna. Satgas ini, kata dia, untuk melawan misi oligarki kekuasaan dengan mengawasi oknum-oknum yang memanfaatkan jabatan mempertahankan kekuasaan dengan cara tidak sehat.
“Satgas ini tidak ada kaitannya dengan Rajiun. Ini adalah nurani saya sendiri mencoba meyakinkan kepada masyarakat bahwa kita butuh suatu energi baru untuk melawan oligarki kekuasaan,” kata UB saat diwawancarai terpisah usai kampanye, Rabu malam.
Ia mengaku bangga atas keterlibatan arus bawah yang begitu besar terhadap pasangan RAPI. Ia juga mengapresiasi antusias masyarakat yang terus membludak disetiap kunjungan RAPI hingga dukungan para Tokoh yang terus mengalir.
“Tanda-tanda kemenangan sudah semakin nampak. Karena itu saya meminta kepada seluruh barisan untuk tetap konsisten bergerak digaris perjuangan rakyat menangkan RAPI,” pungkasnya.
Reporter : Awal
Editor : YA