tegas.co, KENDARI, SULTRA – Penyampaian visi dan misi calon rector Universitas Halu Oleo Kendari Sulawesi Tenggara di Auditorium Kendari, Rabu (15/3) diwarnai dengan aksi unjuk rasa puluhan mahasiswa.
Aksi unjukrasa tersebut nyaris terjadi bentrok antara petugas keamanan Rektorat UHO dengan pengunjukrasa. Hal itu dikarenakan sejumlah pengunjukrasa memaksa masuk di dalam gedung tempat pelaksanaan penyampaian visi dan misi pimpinan tertinggi di Universitas terbesar di Sultra ini.
Kesigapan dan jumlah personil keamanan rektorat yang cukup membuat pengunjurasa dapat dikeluarkan dari gedung Auditorium, sehingga penyampaian visi dan misi calon Rektor dapat berlangsung dengan aman.
Namun demikian pengunjuk rasa yang terdiri dari puluhan mahasiswa Universitas Halu Oleo tetap menyampaikan aspirasinya dengan pengeras suara. Dalam orasinya disampaikan agar mantan Rektor UHO, Profesor Usman Ríanse bertanggung jawab atas dugaan korupsi yang di duga telah dilakukannya selama menjabat Rektor UHO, selain itu terjadinya carut marut di universitas terkemuka di Sultra ini seperti tidak terdaftarnya Mahasiswa UHO di kemen Riset dan Dikti juga turut disampaikan.
Begitu juga dengan, penerapan Uang Kuliah Tunggal (UKT), pembuatan film Mengejar Embun ke Eropa, pengelolaan Program Bidik Misi, peminjaman uang sebesar Rp 8 miliar dari DIPA UHO oleh PT UHO Jagat Kita, Pengadaan makanan/katering, SPPD Fiktif ke luar negeri yang dilakukan pejabat UHO, mark pp anggaran pengadaan Alkes pada Rumah Sakit UHO, bantuan sekolah program Doktor, gagalnya pelaksanaan pemilihan Retor disuarakan di depan gedung Auditorium UHO.
“Siapapun yang akan menjadi rector di universitas Haluole ini, seluruh tuntutan mahasiswa dalam aksi ini untuk ditindak lanjuti. Jika tidak mahasiswa akan menduduki kantor rektorat hingga tuntutan tersebut dipenuhi,”Ujar salah seorang orator aksi pengunjukrasa.
ADIN / HERMAN
Komentar