tegas.co, PROBOLINGGO, JATIM – Ibu Supiyah yang biasa di panggil Mbok Edi oleh warga Desa Wonokerto, Kecamatan Sukapura, Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur adalah diantara wanita pemetik jamur kancing.
Wanita berusia 72 tahun ini punya semangat yang luar biasa tinggi, aktivitasnya yang cukup memakan banyak tenaga, yakni sebagai pemetik jamur kancing, aktivitasnya dimulai sekitar jam 3 pagi sampai jm 8 pagi.
Namun semangat Ibu Supiyah yang dapat mengalahkan rasa capeknya, bagaimana tidak, setelah petik jamur, Ibu Supiyah masih harus mengumpulkan dan memberihkan batang jamur yang sudah di perolehnya semalaman.
Ibu Supiyah menggeluti pekerjaan sebagai tukang petik Jamur sejak 6 tahun silam tepatnya pasca erupsi gunung bromo yang terjadi 2010-2011, yang terjadi 9 bulan lamanya, dan dengan kondisi yang sudah tidak menguntungkan lagi bagi petani sayur mayur, datang sebuah lembaga yang memperkenalkan budidaya jamur kancing yang memang belum pernah di lakukan oleh masyarakat di lereng bromo, dan hal itu merupakan sesuatu yang baru.
Maka semenjak itulah jamur kancing mulai di budi dayakan oleh masyarakat Tengger, dan selain jamur kancing yang menguntungkan juga kompos sisa jamur kancing juga di manfaatkan masyarakat untuk pupuk di lahan pertanian, selain kompos sisa jamur kancing, batang jamur kancing juga bisa di manfaatkan untuk bahan campuran makanan olahan jamur kancing.
Batang Jamur Kancing memang sudah tidak di pakai lagi namun, pabrik pengolah jamur kancing bersedia menerima batang jamur kancing yang sudah di bersihkan dan dihargai Rp. 2.000,- per kilogramnya, kesempatan seperti ini tidak di sia-siakan oleh Ibu Supiyah.
“Setiap hari bisa menyetorkan batang jamur kancing yang sudah bersih rata-rata 20 sampai 30 Kg, dan penghasilan Ibu Supiyah rata-rata Rp. 1.000.000,- per bulannya,”Ungkap Ibu Supiyah pada tegas.co, saat kami temui di kediamannya.
AHMAD SUGENG LAKSONO / HERMAN
Komentar