Imunitas di Tengah Pandemi, Rosmahsari: Terapkan Pola Hidup Sehat

Banner Dokter Spesialis Gizi Klinik RSUD Raha, dr. Sitti Rosmahsari, SpGK

TEGAS.CO,. MUNA – Suatu bangsa maju dan berkembang dapat terlihat dari tingkat kesehatan, kecerdasan, dan produktifitas yang tinggi. Hal tersebut harus didorong dengan adanya pemenuhan gizi yang tepat dan baik.

Sering kali ketidak optimalan gizi dipengaruhi perilaku pola makan yang tidak teratur dan seimbang. Tentu saja hal itu jika tidak mendapatkan perhatian yang serius akan menjadikan momok menakutkan ditengah mewabahnya virus Covid-19.

Segala upaya telah dilakukan oleh pemerintah untuk menuntaskan persoalan Covid-19, yang terbaru program vaksinasi secara nasional. Tetapi upaya itu tidak maksimal jika imunitas (kekebalan tubuh) terabaikan.

Sebelumnya, pemerintah telah mengeluarkan peraturan melaui Peraturan Menteri Kesehatan RI No 41 tahun 2014 tentang pedoman gizi seimbang dalam rangka peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM).

Minimnya penerapan gizi seimbang di masyarakat terkait perilaku makan, hidup bersih dan sehat serta penyakit-penyakit yang berkaitan dengan gizi tentu saja menjadi lebih rentan terinfeksi wabah Covid-19, apalagi salah satu indikator kuatnya seseorang kebal terhadap virus adalah berkaitan dengan menjaga asupan yang masuk kedalam tubuh.

“Piramida gizi seimbang berkaitan dengan susunan pangan sehari-hari yang mengandung gizi dalam jenis dan jumlah yang sesuai dengan kebutuhan tubuh, dengan memperhatikan prinsip keanekaragaman pangan, aktivitas fisik, perilaku hidup bersih dan memantau berat badan normal untuk mencegah masalah gizi,” tutur Dokter Spesialis Gizi Klinik RSUD Raha, dr. Sitti Rosmahsari, SpGK saat ditemui di ruang kerjanya, Senin (22/3).

Prinsip Gizi seimbang, kata dia, terdiri dari empat pilar yang pada dasarnya merupakan rangkaian upaya untuk menyeimbangkan antara zat gizi yang keluar dan zat gizi yang masuk dengan memantau berat badan secara teratur.

“Yang dimaksud empat pilar yaitu mengkonsumsi aneka ragam pangan, membiasakan perilaku hidup bersih, melakukan aktivitas fisik dan memantau berat badan secara teratur untuk mempertahankan berat badan normal,” ucapnya.

“Bagi orang dewasa, salah satu indikator yang menunjukan bahwa telah terjadi keseimbangan zat gizi di dalam tubuh adalah tercapainya berat badan yang normal, yaitu berat badan yang sesuai untuk tinggi badannya. Oleh karena itu, pemantauan BB normal merupakan hal yang harus menjadi bagian dari ‘pola hidup’ dengan ‘gizi seimbang’, sehingga dapat mencegah penyimpangan dan apabila terjadi penyimpangan dapat segera dilakukan langkah-langkah pencegahan dan penanganannya,” lanjutnya.

Dilanjutkannya, bagi bayi dan balita indikator yang digunakan adalah perkembangan berat badan sesuai dengan pertambahan umur. Pemantauannya dilakukan dengan Kartu Menuju Sehat.

Piramida gizi seimbang

Gizi Seimbang

Gizi seimbang untuk berbagai kelompok yaitu

  1. Gizi seimbang untuk ibu hamil tentu saja lebih banyak dibandingkan dengan keadaan tidak hamil. Kelompok ini harus memenuhi kebutuhan gizi untuk dirinya dan untuk pertumbuhan serta perkembangan janin. Prinsipnya mengonsumsi aneka ragam pangan secara seimbang jumlah dan proporsinya.
  2. Gizi Seimbang untuk ibu menyusui dengan memperhatikan kebutuhan dirinya dan untuk pertumbuhan serta perkembangan bayi dan anak.
  3. Gizi seimbang untuk bayi 0-6 bulan cukup hanya dari ASI.
  4. Gizi seimbang untuk bayi dan anak usia 6-24 bulan dengan memperhatikan pola pemberian makan. Secara bertahap variasi menu makanan untuk ditingkatkan dengan tidak berlebihan dan dalam porsi yang juga seimbang.
  5. Gizi seimbang untuk anak usia 2-5 tahun dengan pertumbuhan cepat dan aktivitas yang semakin meningkat harus mendapatkan perhatian secara khusus.
  6. Gizi seimbang untuk anak usia 6-9 tahun dengan pemberian makanan bergizi seimbang yang memperhatikan kondisi-kondisi sang anak.
  7. Gizi seimbang remaja 10-19 tahun yang usia ini masuk masa peralihan dengan memperhitungkan pada kondisi-kondisi sang anak.
  8. Gizi seimbang orang dewasa yaitu dengan perhatian terhadap perilaku gizi seimbang perlu ditingkatkan untuk mencapai pola hidup sehat, aktif dan produktif.
  9. Gizi seimbang lanjut usia diatas 60 tahun yang rentan dengan gangguan gizi dan penyakit tentu saja kebutuhan zat gizi dan pola konsumsi harus menjadi perhatian. Misalnya membatasi konsumsi gula, garam dan minyak serta purin. Sebaliknya banyak mengkonsumsi sayur dan buah-buahan dalam jumlah yang cukup.

Lebih jauh ia menyampaikan, bahwa ditengah pandemi covid-19, imunitas menjadi salah satu prioritas dan berkaitan dengan asupan makanan. Tentu saja konsep makanan tidak bisa semua dapat dikonsumsi. Ada makanan-makanan tertentu dapat difokuskan dan ada yang perlu pula untuk menjadi perhatian untuk tidak dikonsumsi.

“Nutrisi atau makanan penting ditengah pandemi karena orang yang sehat harus terpenuhi kebutuhan nutrisi, Karbohidrat, protein, lemak, mineral, vitamin semuanya musti terpenuhi. Misalnya, ada salah satu dari zat gizi yang penting itu tidak terpenuhi tentu saja akan ada masalah. Mungkin kita bisa temukan orang dengan mal nutrisi, kekurangan protein, orangnya kurus, atau defisiensi zat gizi, defisiensi vitamin, zat besi. Semua erat kaitannya dengan terbentuknya kekebalan tubuh,” ujarnya.

“Tidak perlu mewah yang penting terpenuhi semua kandungan gizinya. Syukuri dan nikmati aneka ragam makanan dengan teratur dan proporsional, jangan lupa berdoa dan jangan tergesa-gesa. Banyak makan sayuran dan cukup buah-buahan”, sambungnya.

Ia juga berpesan untuk membiasakan mengkonsumsi lauk pauk yang mengandung protein tinggi. Selain itu, kata dia, harus  dibiasakan mengkonsumsi aneka ragam makanan pokok.

“Dan terakhir batasi konsumsi pangan manis, asin dan berlemak,” pesannya.

“Ditengah pademi seperti ini juga selain menjaga imunitas dengan pola makanan, jangan lupa pula patuhi protokol kesehatan dengan memakai masker, mencuci tangan dan menjaga jarak,” tutupnya.

(FAISAL/YA)

Komentar