Ali Mazi: Lambang Anoa Simbol “Saling Tanduk”

Ali Mazi: Lambang Anoa Simbol "Saling Tanduk"
Lambang Sultra

TEGAS.CO., KENDARI – Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) awalnya merupakan nama salah satu kabupaten di Provinsi Sulawesi Selatan dan Tenggara (Sulselra) dengan Baubau sebagai ibu kota kabupaten. Sulawesi Tenggara ditetapkan sebagai Daerah Otonom berdasarkan Perpu No. 2 tahun 1964 Juncto UU No.13 Tahun 1964.

Terletak di Jazirah Tenggara Pulau Sulawesi, secara geografis terletak di bagian selatan garis khatulistiwa di antara 02°45′ – 06°15′ Lintang Selatan dan 120°45′ – 124°30′ Bujur Timur serta mempunyai wilayah daratan seluas 38.140 km² (3.814.000 ha) dan perairan (laut) seluas 110.000 km² (11.000.000 ha).

Iklan ARS

Lambang Sulawesi Tenggara disebut dengan perisai persegi lima terdiri dari lukisan kepala anoa (anuang), mata rantai, padi dan kapas serta terdiri dari beberapa warna dasar.

Lambang Sultra

Anoa adalah suatu binatang yang mempunyai ciri khas yaitu ulet, gesit dan militan serta jadi perlambang sebagai ciri spesifik untuk Sulawesi Tenggara.

Padi dan kapas merupakan cita-cita untuk memakmurkan rakyat. Mata rantai yang bersambung menjadi satu merupakan simbol persatuan yang kokoh.

Mata rantai yang disambung menjadi satu berjumlah 27 mata rantai, hal ini mengingatkan pada hari kelahiran Provinsi Sulawesi Tenggara pada tanggal 27 April 1964.

Makna warna

Putih, yang menjadi dasar dari kepala anoa (anuang) menunjukkan kesucian dan kebersihan.

Hijau, adalah pe lambang kesuburan, dan warna ini menunjukkan Kabupaten Kendari.

Coklat, adalah menunjukkan tanah berwarna coklat yang mengandung nikel dan terdapat di Kabupaten Kolaka.

Kuning, adalah menunjukkan warna kayu jati yang terdapat di Kabupaten Muna.

Hitam, adalah menunjukkan warna aspal yang terdapat cukup banyak di Kabupaten Buton melambangkan kemantapan, keteguhan dan kekekalan. Wiki

Meski telah bermakna, namun gubernur Sultra berpendapat bahwa simbol kepala anoa terkesan “saling tanduk”.

“Lambang tanduk anoa, runcing lagi. Makanya kita saling tanduk. Untuk itu, wacananya kita akan ganti lambang itu, agar Sultra damai,”kata Ali Mazi pada acara diskusi bersama wartawan di warung kopi K – 19 di jalan Saranani Mandonga Kendari, Minggu (25/4/2021) malam.

MAS”UD

Komentar