TEGAS.CO,. BAUBAU – Konsolidasi Gerakan Masyarakat (Geram) Kepulauan Buton (Kepton), dihadiri ratusan putra-putri perwakilan enam wilayah cakupan Provinsi Kepulauan Buton (Kota Baubau, Kabupaten Buton, Buton Utara, Wakatobi, Buton Selatan dan Buton Tengah). Konsolidasi tersebut dilangsungkan di Gedung Istana Ilmiah Kota Baubau. Senin (17/5/2021).
Dalam konsolidasi tersebut menghasilkan beberapa kesepakatan, diantaranya mendesak Gubernur Sulawesi Tenggara (Sultra) untuk segera membentuk Panitia Pemekaran Pembentukan Provinsi Kepton yang dipimpin langsung oleh Gubernur Sultra, agenda pembacaan maklumat masyarakat Kepton, deklarasi provinsi Kepton, dan Kemah Nasional.
Hal tersebut sebagai wujud persatuan masyarakat dalam mendorong percepatan pembentukan Provinsi Kepton.
Maklumat dan deklarasi akan dibacakan oleh Sultan Buton LM Izat Manarfa, serta meminta kesediaan kehadiran para tokoh adat, budaya, agama, para tokoh masyarakat Kepton.
Agenda Kemah Nasional di kantor DPRD Sultra, Geram Kepton akan memastikan komitmen Pemprov Sultra mewujudkan Provinsi Kepton dengan langkah konkritnya.
Setelah sekian lama proses usulan provinsi Kepton dinilai tidak transparan diinformasikan kepada masyarakat di enam wilayah cakupannya.
Pasca konsolidasi, ditekankan agar setiap koordinator kabupaten/kota Geram Kepton, lebih memasifkan konsolidasi ditengah masyarakat, untuk lebih menggaungkan, mem-Bumi-kan gerakan mendorong percepatan pembentukan provinsi Kepton.
Ha ini merupakan aspirasi dan kehendak seluruh masyarakat Kepton yang telah cukup lama disuarakan namun tak kunjung terwujud.
Geram Kepton juga berkomitmen mendobrak diskresi moratorium yang selama ini menjadi salah satu momok penghambat tidak berjalan mulusnya pembentukan provinsi Kepton.
Dalam upaya mendorong terbentuknya Provinsi Kepton, Geram Kepton bahkan siap meskipun hanya menjadi tukang sapu atau tukang angkat barang untuk menghilangkan ke-AKU-an, ego atau gengsi ketokohan diri.
Melepaskan segala atribut, jabatan dan profesi untuk menunjukan kepada seluruh masyarakat Kepton, bahwa Geram Kepton pejuang aspirasi yang berdiri sama tinggi, duduk sama rendah bersama seluruh masyarakat. Tanpa tendensi politik apalagi kepentingan figur atau kelompok tertentu.
Komitmen sikap GERAM KEPTON ini juga sebagai peringatan keras kepada semua pihak yang selama ini menunjukkan sikap elitis, seolah pahlawan, terlebih lagi hanya memanfaatkan aspirasi masyarakat yang mendambakan lahirnya provinsi Kepton.
Mereka kaum yang telah mempecundangi kesucian suara rakyat demi kepentingan pribadi atau kepentingan kelompok tertentu. Hanya sekedar memanfaatkan urusan Provinsi Kepton untuk meraup rupiah, berleha-leha, yang sebagaimana diketahui bersama, selama ini urusan usulan pembentukan Provinsi Kepton juga telah menghabiskan dana yang tidak sedikit.
Menegaskan, bahwa Geram Kepton hanyalah kumpulan pemuda, masyarakat Kepton, yang terpanggil hati nuraninya, berjuang dengan ketulusan dan keikhlasannya, untuk mengembalikan kedaulatan negeri Buton, sebagai satu daerah otonom yang sekian puluh tahun telah bergabung dengan Negara Kesatuan Republik Indonesia dalam wilayah cakupan Provinsi Sultra.
‘Tutwuri Handayani’ Geram Kepton menghormati dan sangat mengapresiasi perjuangan para tokoh pendahulu yang sebelumnya dengan segenap daya upaya mendorong terbentuknya sebuah provinsi di jazirah eks Kesultanan Buton.
Geram Kepton hadir bukan sebagai tandingan, bukan sebagai saingan, apalagi perbandingan kelompok lainnya. Melainkan gerakan murni semurni murninya sebuah pengabdian untuk negeri warisan Leluhur bagi generasi saat ini dan generasi selanjutnya.
Geram Kepton tidak mengharapkan namanya dikenang sebagai pahlawan, apalagi mencari untung dalam bentuk rupiah.
Geram Kepton berjuang dengan landasan kultural, budaya sebagai penopangnya. Tak henti memanjatkan doa mengharap ridho Allah SWT, dan restu para Leluhur.
Menyatu dalam Geram Kepton dan hadir dalam konsolidasi para tokoh pergerakan/pemantik, Alimudin, Agus Salim Mbaeda, La Ode Abdul Rahim, La Ode Masrizal Mas’ud, La Ode Daniel, La Ode Yusri, Apriludin, La Ode Triad dan Syamsul Bahri.
Tampak pula beberapa tokoh pemuda, seperti Taslimin Tahara, La Ode Amrullah Guntur, Dedi Ferianto, La Ode Jalaludin Oba, La Ode Syafrudin, La Ode Baharudin, Amir Ode, Amin Razak, Dedi Darsin dan Irwan Rasyid.
Suasana konsolidasi semakin dilingkupi semangat membara dengan hadirnya para Ketua/mantan Ketua, pengurus/anggota beberapa Organisasi Masyarakat maupun Organisasi Kemahasiswaan.
Para aktivis pergerakan yang dikenal vokal dalam menyuarakan aspirasi, menyatakan sikap dalam membela kepentingan publik. Diantaranya, La Ode Hasmin, La Ode Tamsil, Ardin Wabula, Joisman Mahuzi, La Ode Rizki, Firman, Bambang, La Ode Tazrufin, Suhardin Sanuru, Fajar Muji, Wahyu Tuani, Yayat, Eka, Siswardin. Juga puluhan aktivis pemuda lainnya, yang sama dikenal akan konsistensi dan keteguhannya dalam berpendirian.
Usai konsolidasi, perwakilan Geram Kepton bertemu Lembaga Kesultanan Buton, Sultan LM Izat Manarfa, yang diwakili Sapati La Ode Djabaru, di Istana Baadia. Geram Kepton mendapat dukungan penuh.
Untuk diketahui, sebagai komitmen, keikhlasan serta ketulusan dalam memperjuangkan Provinsi Kepton, Geram Kepton menyisihkan uang pribadi sumbangsih sukarela, selain juga mendapat dukungan sumbangsih sukarela dari para pemerhati, elemen masyarakat Kepton, baik yang ada dienam wilayah cakupan, maupun diluar daerah. Sumbangsih sukarela ini dikelola secara transparan dan akuntabel.
JSR/YA
Komentar