tegas co., LANGSA -Penerapan Undang- Undang Perlindungan Anak pada kasus perkosaan di KebunSawit , Kota Langsa, Aceh, yang menimpa,sebut saja, Bunga (16), pada Jumat (9/12/16) silam sudah seharusnya diterapkan.
Hal itu disampaikan oleh tim pensehat hukum keluarga Bunga, yang terdiri dari Suhela HeraWati,SH , Dian Yuliani, SH, Murhadi, SH dan Khairuddin SH saat jumpa pers, Jumat (6/1/17).
Para pelaku terdiri dari, Frengky (35) PNS di Aceh Timur , warga Dusun Merpati Desa Pondok Pabrik Kecamatan Langsa Lama Kota Langsa, Serta Zulambri (32) dari Dusun Merpati Desa Pondok Pabrik Kecamatan Langsa Lama Kota Langsa.
Suhela HeraWati,SH., mengatakan, pihaknya mendesak kepada pihak kepolisian agar menuntaskan kasus ini secepatnya tanpa ragu. Pasalnya, kasus ini menimpa anak dibawah umur dan para pelaku harus menerima hukuman yang setimpal.
Pihaknya juga mengingatkan bahwa kasus ini bersifat khusus (lex specialis) sehingga tidaklah tepat menerapkan Qanun Aceh tentang Khalwat. Pasalnya, perkosaan itu bukan Khalwat yang sifatnya asusila semata, tetapi merupakan kejahatan yang serius terhadap anak dibawah umur.
“Ini kekerasan sexual pada anak di bawah umur adalah Extra Ordinary Crime yang dipastikan akan merusak citra Aceh sebagai satu- satunya propinsi di Indonesia yang menegakkan hukum syariat Islam,” terang Suhela HeraWati,SH.
Ditambahkan, pengakuan dari tersangka dan korban sudah meupakan bukti yang sulit dibantahkan. Oleh karenanya, baik pihak polisi ataupun penuntut umum tak ada alasan untuk memperlambat kasus ini.
“Kita hanya ingin aparat penegak hukum berani secara tegas menegakkan hukum dalam kasus ini, tanpa mengingkari dan melupakan keberadaan UU Perlindungan Anak,”tutup Suhela HeraWati,SH.
ROBY SINAGA / NAYEF