Example floating
Example floating
Berita UtamaDaerahPendidikanTV onlineVideo

Menguak Nilai Kejuangan dalam Sara Patanguna, Menemukan Semangat Lakarambau sebagai Calon Pahlawan Nasional

1617
×

Menguak Nilai Kejuangan dalam Sara Patanguna, Menemukan Semangat Lakarambau sebagai Calon Pahlawan Nasional

Sebarkan artikel ini
Menguak Nilai Kejuangan dalam Sara Patanguna, Menemukan Semangat Lakarambau sebagai Calon Pahlawan Nasional
Menguak Nilai Kejuangan dalam Sara Patanguna, Menemukan Semangat Lakarambau sebagai Calon Pahlawan Nasional

Wali kota Baubau, Sulawesi Tenggara (Sultra), Dr.H. As. Tamrin, MH memberikan kuliah umum kepada mahasiswa Universitas Muhammadiyah Buton (UMB), Selasa, (25/6/2019).

Pada kesempatan itu, Wali Kota juga menandatangani Memorandum of Understanding (MoU).

MoU tersebut merupakan kerjasama antara Pemerintah Kota Baubau dengan Universitas Muhammadiyah Buton.

Pada kuliah umum tersebut, Wali kota Baubau menyampaikan tema “Menguak nilai kejuangan dalam sara patanguna, menemukan semangat lakarambau sebagai calon pahlawan nasional”.

“Seperti kita ketahui bersama bahwa saat ini kita tengah mengupayakan agar gelar pahlawan nasional dapat diberikan kepada Sultan Himayatuddin atau yang dikenal juga La Karambau. Semua berkas dan kelengkapan administrasi untuk dapat mewujudkan Gelar Pahlawan Nasional sudah disiapkan,”papar AS. Tamrin.

Kata dia, La Karambu telah rela berkorban dan meninggalkan singgasana kesultanan dalam menjaga keutuhan Wilayah kesultanan Buton pada saat itu.

Dikatakan, arti Sara Patanguna dari aspek nilai Epistemologis adalah rumusan, formasi nilai dasar yang patut dijadikan petunjuk dan pedoman dalam kehidupan bermasyarakat, bernegara, berpemerintahan dan berketuhanan.

Olehnya itu, untuk mahasiswa yang mengikuti mata kuliah umum ini dapat mengimplementasikan dan mewarisi nilai-nilai luhur Universal, unik yang telah dirumuskan oleh para leluhur (Founding Father) dalam kitab UUD Martabat Tujuh.

“Dimana pendukung dari nilai-nilai Sara Patanguna adalah manusia, makhluk yang bersifat “Monopluralis” satu sisi manusia sebagai makhluk individu dan sekaligus makhluk sosial yang saling berdampingan, saling ketergantungan, saling berhubungan dan saling mendukung  satu sama lain dalam interaksi bermasyarakat,”tutupnya.

Terima kasih

error: Jangan copy kerjamu bos