tegas.co., JAKARTA – Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo, akan menurunkan personel tanpa senjata untuk mengawal demostrasi “Bela Islam III” pada tanggal 2 Desember mendatang. Penegasan ini menyambut penyataan Kapolri Jenderal Tito Karnavian yang menyebut adanya potensi makar dalam aksi tersebut.
Menurutnya, potensi makar bukan hanya menjadi tanggung jawab Polri. Namun karena berbahaya bagi keamanan negara TNI diperbolehkan untuk turun tangan.
Dikatakan, masyarakat harus tenang, ada segelintir kelompok masyarakat yang tidak bertanggung jawab membuat masyarakat tidak tenang. Untuk itu, Panglima TNI memerintahkan prajuritnya tidak bersenjata.
“Apabila, ada kelompok yang akan jihad bersenjata, akan kita lawan dengan tidak bersenjata dengan tangan kosong. Apabila yang dikatakan Kapolri ada tindakan makar, maka itu bukan urusan polisi saja, tapi sudah urusan TNI,” tambah Gatot.
Dilain pihak, Polisi telah menyiapkan pasukannya untuk mengawal aksi demo 2 Desember 2016 mendatang. Jumlah polisi yang disiapkan mencapai 27 ribu personel yang akan ditempatkan di sejumlah titik strategis.
Kapolda Metro Jaya Irjen Pol M Iriawan mengatakan, polisi tak mempermasalahkan jika demo tersebut sesuai koridor hukum dan aturan yang ada. Maka itu, polisi membuat maklumat agar demo tak digelar di tempat umum.
Namun, hingga kini pihaknya masih belum bisa memastikan berapa jumlah massa yang akan demo nanti. Meski begitu, polisi tetap menyiapkan personelnya untuk mengawal rencana demo tersebut. Adapun keterlibatan TNI dalam pengawalan demo nanti karena massa pun diperkirakan akan lebih besar dibandingkan demo sebelumnya.
“Apapun alasannya, kalau turun ke jalanan (mengganggu aktivitas jalan) kita tegas tak boleh. Tapi kalau demo di tempat yang disediakan kita layani. Personel yang kami kerahkan 27 ribu. Nanti akan ditempatkan juga di sentra-sentra ekonomi, perkantoran, dan tempat lainnya,” kata M Iriawan, Kapolda Metro Jaya, Jakarta, Selasa, (22/11/16).
Seperti diberitakan sebelumnya Kapolda Metro Jaya Irjen Pol M Iriawan sudah mempersiapkan 27 ribu pasukan untuk mengamankan unjuk rasa. Aksi ini merupakan lanjutan tuntutan jutaan umat muslim yang meminta aparat penegak hukum tegas dalam kasus penistaan agama yang menyeret Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok.
RUL/NAYEF