Tgk Abdullah: Naikkan Bendera Bulan Bintang Adalah Makar

Logo Pemerintahan Kota Langsa FOTO : INT
Logo Pemerintahan Kota Langsa FOTO : INT

tegas.co., ACEH LANGSA –  Mantan kombatan wilayah Tamiang, Tgk Abdullah, menyarankan agar perayaan Milad GAM tanggal 4 Desember ini tidak perlu diwarnai aksi penaikan bendera bulan bintang. Bila itu terjadi, maka semua yang terlibat dalam prosesi penaikan bendera itu adalah pelaku Makar.

Menurutnya, kini sudah damai, sebagaimana perjanjian MoU Helsinki maka pergunakanlah bendera alam pedang sebagai simbol kedamaian abadi dan perekat ditengah masyarakat.

Iklan Pemkot Baubau

“Itu Makar bila naikkan bendera bulan bintang. Karena ketika Aceh telah damai tidak ada lagi simbol dan lambang perjuangan. Jika ada tentu Makar,” tegas Tgk Abdullah.

Dirinya berharap, perayaan Milad GAM cukup diperingati dengan doa bersama, kenduri anak yatim dan memberikan santunan kepada korban konflik termasuk janda mantan pejuang yang telah syahid.

Mendoakan para syuhada bangsa Aceh, kata dia, lebih berarti ketimbang menaikan bendera bulan bintang yang kemudian menimbulkan kekacauan ditengah perdamaian yang dicapai antara Pemerintah RI dan GAM.

“Ini imbasnya rakyat. Kita berjuang dulu untuk memerdekakan bangsa dan rakyat Aceh. Kini sudah damai jangan lagi buat rakyat susah,” pungkasnya.

Diektahui, bendera Aceh  adalah berlambang alam Peudeng (pedang) telah pula disahkan Dewan Perwakilan Rakyat Aceh (DPRA) beberapa waktu lalu. Bukan bulan bintang seperti yang selama ini kerap didengungkan pihak tertentu, Sabtu (3/12/2016).

Menurutnya, pada awal kegemilangan Aceh kala dipimpin para Sultan, Aceh mengibarkan bendera alam pedang dan cap sikureung (sembilan) sebagai stempel kerajaan.

Jadi, lanjut dia, adalah pembohongan dan pemutarbalikan fakta sejarah bila saat ini bulan bintang disahkan menjadi bendera Aceh.

“Tolong jangan bodohi rakyat atas kepentingan personal dan kelompok saja.  Sehingga bulan bintang dianggap aspirasi rakyat dan dijadikan bendera,”tegasnya.

Tgk Abdullah merasa miris melihat kelakuan rekan seperjuangannya dulu dalam Gerakan Aceh Merdeka (GAM) yang kini menginginkan bulan bintang sebagai bendera Aceh.
Dalam pandangannya, bila ingin mengembalikan identitas Aceh maka alam pedang adalah simbol perekat dan identitas keAcehan rakyat Aceh. Bukan bintang bulan.

ROBY SINAGA/NAYEF