Belasan Siswa SMA 1 Mlonggo Pingsan Saat Dihukum

tegas.co., JEPARA – Belasan siswa SMA 1 Mlonggo jatuh pingsan ketika sedang menjalani hukuman lari akibat terlambat masuk sekolah. Para siswa tersebut dihukum lari mengelilingi lapangan yang ada di sekolah tersebut.

Belasan Siswa-siswi SMA 1 Mlonggo mendapat perawatan setelah pingsan akibat dihukum. FOTO : DEDY SETYAWAN

Dari data yang berhasil dihimpun , peristiwa itu bermula saat seratusan siswa tidak diperbolehkan masuk area sekolah. Sejak pukul 06.30, pintu pagar sudah dikunci lantaran ada program Jumat bersih. Alhasil seratusan siswa itu tetap di luar pagar dengan kondisi kehujanan.

Iklan KPU Sultra

Karena keterlambatan itu, seratusan siswa dihukum dengan lari sejauh 100 meter. Untuk siswa dihukum lari sebanyak 10 kali dan yang siswi sebanyak 5 kali. Hukuman itu tetap dilakukan meski cuaca sedang hujan.

Saat hukuman berjalan selama kurang lebih 1,5 jam, banyak siswa yang mulai jatuh pingsan, dengan keadaan badan kedinginan. Sebanyak 12 siswa dilarikan ke Puskesmas Mlonggo dan dua siswa dirujuk ke RSI Sultan Hadlirin Jepara. Hingga pukul 09.00, belasan siswa yang pingsan tersebut baru selesai dievakuasi.

Kejadian itu sempat memunculkan sedikit kegaduhan. Aparat dari Polsek Mlonggo pun melakukan pengamanan.

Kapolsek Mlonggo AKP Maryono menjelaskan, usai kejadian itu pihaknya melakukan pengamanan di lokasi. Memang sempat terjadi aksi protes baik oleh kalangan siswa maupun orang tua. Satu per satu orang tua siswa datang ke sekolah menuntut pertanggungjawaban dari pihak sekolah.

“Tapi belum ada upaya hukum dari wali murid yang dirugikan,” kata Maryono.

Kepala SMA 1 Mlonggo, Gunawan mengakui jika ada belasan siswanya yang pingsan akibat hukuman keterlambatan itu. Hanya saja, hukuman diberikan sebagai salah satu bentuk pendidikan kedisiplinan dan pembentukan karakter.

Selain itu, hukuman yang diberikan juga mempertimbangkan kondisi siswa. Gunawan menceritakan, diirinya mempersilahkan kepada siswa yang tak kuat menjalani hukuman agar keluar dari barisan dan tidak menjalani hukuman sebagaimana lainnya. Beberapa anak sudah keluar tapi yang lainnya tidak.

“Saya meminta maaf kepada semua pihak, khususnya kepada orang tua siswa. Saya siap menanggung semua biaya perawatan,” kata Gunawan yang biasa membawa tongkat komando dalam tiap aktivitasnya itu.

Dijelaskan Gunawan, tiap hari Jumat sekolahnya memang memajukan jam masuk. Karena ada program Jumat bersih. Gerbang sekolah mulai ditutup pada pukul 06.30. Alasan pemajuan jam masuk agar program Jumat bersih berupa kerja bakti itu tak mengganggu jam pelajaran.

DEDY SETYAWAN / NAYEF