tegas.co, KENDARI, SULTRA – Disea-sela banyaknya informasi yang berbau hoax atas beredarnya isu rencana Bank Indonesia (BI) untuk menarik kembali uang baru emisi 2016 lalu. BI Menggelar Update perkembangan Ekonomi di Sultra bersama wartawan di salah satu Hotel di Kendari, Rabu (1/3).
Perkembangan perekonomian di Sultra tetap terjga di tahun 2016.
seperti halnya pada triwulan IV 2016 pencapaiannya mencapai 7,6 persen yang mengalami akselerasi di bandingkan triwulan sebelumnya yang tumbuh sebesar 6,0 persen. Ini dikarenakan perbaikan kinerja ekspor yang sejalan dengan peningkatan lapangan usaha pertambangan dan usuha pertanian dan perikanan.
“Dari perhitungan kondisi tersebut perekonomian Sultra selama tahun 2016 tumbuh besar sebesar 6,5 persen lebih tinggi di banding nasional meskipun mengalami sedikit keterlambatan, “Ujar Kepala BI Perwakilan Suiltra Minot Purwano.
Menurut Minot Purwoto, inflasi Sulawesi Tenggara pada triwulan IV 2016 tercatat sebesar 2,69 persen mengalami penurunan di banding triwulan sebelumnya sebesar 3,28 persen. Penurunan inflasi tersebut bersumber dari penurunan tekanan harga kelompok bahan pangan serta transportasi, komunokasi serta jasa keuangan.
Ditambahkan, dari berbagai indikator dan perkembangan terkini pada tahun 2017 perekonomian Sulawesi Tenggara di perkirakan dapat tumbuh besar lebih tinggi lagi hingga mencapai 6,6 – 7,0 persen. “Perkiraan pertumbuhan perekonomian tersebuat searah dengan perekonomian Indonesia dan dunia,”Katanya.
Dijelaskan, Ada beberapa asumsi yang menjadi pendorong perekonomian Sulawesi Tenggara tahu 2017 diantaranya peningktan lapangan kerja utama, peningkatan konsumsi rumah tangga, peningkatan realisasi investasi dan peningkatan expor impor utama. Sejalan dengan hal tersebut prospek inflasi Sulawesi Tenggara pada tahu 2017 di perkirakan masih terkendali.
ODEK / HERMAN