Bagian III
tegas.co., KENDARI SULTRA – BRT adalah jawaban transportasi umum untuk menyediakan layanan yang kompettitif dengan mobil pribadi. Oleh karena itu, proses perencanaan BRT yang terarah secara logis dapat dicapai dalam waktu 12 hingga 18 bulan.
Adapun tahapan perencanaan BRT yakni, Analisis perndahuluan, Analisis stakeholder, Studi tempat asal/Tujuan, Sekilas tentang studi tentang pilihan angkutan missal, Perencanaan Isu-Isu regulasi dan legal, Perencanaan Struktur Administrasi dan Bisnis, Perencanaan Struktur Tarif, Perencanaan Analisis Biaya, Pererncanaan partisipasi Publik, Perencanaan Komunikasi dengan program jangkauan dengan operator yang sudah ada dan Perencanaan edukasi publik.
Lokasi penetapan Halte dan Koridor
Penetapan lokasi halte BRT disesuaikan terminal tipe B menurut SK Gubernur Nomor 122 tahun 2017 tanggal 14 Februari 2017 dengan lokasi disejumlah titik yakni, Baruga (Kendari), Larumbalangi (Kolaka), Rahabangga (Konawe), Lahimbua (Konawe Utara), Palangga (Konawe Selatan), Labuan Bajo (Buton Utara) dan Wasaga (Buton).
Sementara koridor BRT di kawasan perkotaan utama yakni Kota Kendari, Kota Baubau, Kolaka, dan Wangi-wangi Wakatobi. mengacu pada tingkat pelayanan jalan dan titik lokasi yang menjadi perkembangan transportasi wilayah Sulawesi Tenggara ke depannya Kota Kendari.
Penetapan dan penempatan lokasi halte bus BRT untuk wilayah Kendari dan sekitarnya mengacu pada tingkat pelayanan jalan dan titik lokasi yang menjadi perkembangan transportasi wilayah Sulawesi Tenggara ke depannya anatar lain, Bandara Haluoleo, Terminal Tipe A Baruga, RSU Bahteramas, Simpang empat Polda, Pasar Anduonohu, Pasar Lapulu, Terminal Pelabuhan Bungkutoko, Simpang empat MTQ, Simpang Empat Rumah Sakit Korem, Simpang Mandonga atau Bundaran Mandonga, Terminal tipe B Puuwatu, Kendari Beach, By Pass, Terminal Pelubuhan Rakyat Kendari, Pelabuhan penyebrangan Kendari-Wawonii dan Dermaga Pelabuhan penyeberangan Bajoe-Bokori.
Rencana koridor untuk bus sendiri ditetapkan berdasarkan tingkat pelayanan jalan, titik bangkitan dan tarikan serta rencana pengembangan transportasi wilayah Provinsi Sulawesi Tenggara. Oleh Karena itu ditetapkan (3) tiga Koridor untuk bus BRT yang diurai sebagai berikut.
Koridor 1 berada pada rute Bandara Haluoleo–Terminal Baruga–RSUD Bahteramas–Simpang Polda–Pasar Abduonohu–Pasar Lapulu–Terminal Pelabuhan Bungkutoko.
Koridor 2 berada pada rute Bandara Haluoleo–Simpang empat Wuawua–MTQ–Bundaran Mandonga–Pelabuhan rakyat–Pelabuhan penyebrangan Kendari–Wawonii–Terminal Pelabuhan Penyebrangan Bajoe–Bokori.
Koridor 3 berada pada rute Bandara Haluoleo–Terminal Baruga–Terminal Puwatu–Bundaran Mandonga–Kendari Beach By pass.
Rencana Koridor BRT di Kota Bau
bau
Rencana koridor BRT di kota Baubau terbagi 3 (tiga) Koridor yakni, Koridor 1 berada pada terminal Bandara Batauga–Bandara Betoambari–Rest Area Waremesiu. untuk Koridor 2 yaitu, Buton (Km 40)–KM 7–Km 4–Rest Area Waremesiu dan Koridor 3 berada pada terminal Lakologou–Rest Area Waremesiu–Bandara Betoambari.
Koridor BRT di Kabupaten Kolaka
Adapun rencana koridor BRT di kabupaten Kolaka terbagi tiga (3) yakni, Koridor 1 berada pada rute Bombana–Pomalaa–Kolaka untuk Koridor 2 terletak pada rute Rate-rate–Terminal Sabilambo–Kolaka dan Koridor 3 berada pada rute Iwoimendaa–Terminal Mangolo–Kolaka.
Rencana BRT Kota Wangi-Wangi Wakatobi
Koridor 1 direncanakan pada Pelabuhan Numana–pelabuhan Punggulebo–Waha–Bandara Matahora. Koridor 2
berada pada rute Pelabuhan Numana–Melaione–Bandara Matahora dan koridor 3 pada rute pelabuhan Numana–Lia Togo
Kebutuhan Bus untuk BRT empat Kabupaten Kota
Pada tahap awal kebutuhan Bus diperlukan di wilayah Kota Kendari berdasarkan jumlah permintaan sebanyak 15 buah bus, Untuk wilayah kota Baubau jumlah permintaan bus adalah sebanyak 10 buah, sedangkan kabuapten Kolaka jumlah permintaan bus adalah sebanyak 10 bus dan untuk wilayah Wangi-wangi Wakatobi jumlah permintaan bus adalah sebanyak 10 buah.
Model Halte Konsep Park And Ride
Salah satu infrastruktur yang perlu dibangun dan dipikirkan bentuk pelayanan adalah halte-halte maupun terminal angkutan umum massal dengan system Bus Rapid Transit (BRT).
Selain rencana arsitekturalnya yang menarik dan mampu memberikan kenyamanan bagi penggunanya, juga kemudahan akses bagi siapa saja termasuk kaum disabilitas (Orang cacat manula, Ibu Hamil dan Anak-anak).
Selain itu direncanakan penyediaan fasilitas (seperti tempat parkir, pencucian mobil, SPA, warung internet, kamar mandi, WC, toko-toko Cinderamata dan sebagainya), sehingga pengguna angkutan umum massal dapat menerima utilitas yang lebih baik, saat sedang menunggu angkutan yang akan membawa mereka ke tempat tujuan, maupun saat mereka sudah berada di atas moda angkutan umum yang ada.
Bagi pengguna kendaraan pribadi akan merasakan kenyamanan yang tidak kalah menariknya apabila menggunakan moda angkutan umum karena utilitas yang mereka rasakan selama ini dengan kendaraan pribadinya, juga mampu disediakan oleh SAUM, sehingga mendorong lahirnya sebuah mekanisme “Park And Ride”. Mekanisme ini membuat biaya transportasi dan permasalahan Transportasi lainnya di tengah Kota dapat ditekan.
PUBLICIZER : MAS’UD
Komentar