Aksi Topo Pepe Kepada Keraton Ngayogyakarto oleh Masyarakat

tegas.co, YOGYAKARTA – Aksi Topo Pepe dilakukan oleh puluhan masyarakat Yogyakarta di antara Dua Ringin, Alun-alun Utara, Selasa (26/4/2017). Topo Pepe adalah sebuah aksi protes yang dilakukan masyarakat kepada Raja jika ada hal yang kurang berkenaan dengan keputusan Raja.

Aksi Topo Pepe dilakukan oleh puluhan masyarakat Yogyakarta di antara Dua Ringin, Alun-alun Utara. FOTO : NADHIR
Aksi Topo Pepe dilakukan oleh puluhan masyarakat Yogyakarta di antara Dua Ringin, Alun-alun Utara.
FOTO : NADHIR

Tuntutan pada aksi kali itu ada beberapa, salah satunya menolak sabda Raja yang telah menetapkan Putrinya menjadi Ratu Kesultanan Ngayogyakarto.

Abdul Muhaimin selaku ketua dalam aksi tersebut menjelaskan Paugeran Kraton tentang seorang Sultan atau Adipati adalah seorang laki-laki. Ia juga berharap adanya kesadaran dan kesepakatan untuk mentaati Paugeran yang telah ada.

“Kami berharap ada kesadaran dan juga kesepakatan diantara semua, dari sentono dalem, keluarga dalem untuk kembali ke Paugeran yang telah menjadi sejarah panjang Kraton” Jelasnya.

Abdul Muhaimin menambahkan, seorang pemangku kebudayaan besar mestinya bisa memelihara kebudayaan besar, agar bisa menjadi susuatu yang lebih memberikan kesejahteraan kepada rakyat sehingga tidak terjadi reaksi negatif masyarakat yang tidak perlu.

Menurut Sri Samin selaku masyarakat yang ikut aksi tersebut menjelaskan, adanya orang-orang dari luar dan dalam yang telah membisikkan Sri Sultan, karena itu Sri Sultan adalah korban dari pembisik.

“Sri Sultan HB X adalah korban dari oknum pembisik” Tuturnya.

Harapan kedepan bagi para aksi Topo Pepe Paugeran Kraton tetap lestari dan Kerajaan Ngayogyakarto agar tetap mengikuti aturan yang telah ada sejak lama.

NADHIR ATTAMIMI / HERMAN

Komentar