Example floating
Example floating
Tegas.co Nusantara

Talk Show “Cahaya di Penjuru Hati” Sebuah Novel Berdasarkan Kisah Nyata

1450
×

Talk Show “Cahaya di Penjuru Hati” Sebuah Novel Berdasarkan Kisah Nyata

Sebarkan artikel ini

tegas.co, YOGYAKARTA – Toko Buku Gramedia bekerjasama dengan pihak Penerbit Andi mengadakan acara Live Talk Show “Cahaya di Penjuru Hati” di Gramedia Sudirman, Yogyakarta, Selasa (26/4/2017).

Toko Buku Gramedia bekerjasama dengan pihak Penerbit Andi mengadakan acara Live Talk Show "Cahaya di Penjuru Hati" FOTO : NADHIR
Toko Buku Gramedia bekerjasama dengan pihak Penerbit Andi mengadakan acara Live Talk Show “Cahaya di Penjuru Hati”
FOTO : NADHIR

Acara tersebut dihadiri langsung oleh penulisnya, Alberthiene Endah. Hestu Saputra seorang Sutradara film Merry Riana, J.H. Gondowijaya owner Penerbit Andi, J. Sumardianta pengajar di SMA Kolese De Britto yang dipandu langsung oleh Alvin Adam.

Novel Cahaya di Penjuru Hati adalah sebuah Novel yang berdasarkan kisah nyata seorang J.H Gondowijaya yang telah kehilangan isterinya yang terkena penyakit Liver.

Endah mengatakan, ini hanyalah sebuah cerita yang sangat biasa, yang semua masyarakat sering mengalaminya, tapi saya menangkap ada nilai-nilai yang sangat baik didalamnya.

“Kisah ini mengambil moment tentang rasa duka suami yang kehilangan isterinya, sebuah cerita yang biasa tetapi saya berusaha membangkitkan kembali rasa cinta kepada rumah dan keluarga” Ujarnya.

Endah menambahkan, banyak orang berfikir sukses dan pencapaian hidup tertinggi itu ketika materi sudah banyak, ketika memiliki perusahaan. Padahal didalam fase hidup kita bisa menemukan hal-hal yang indah, cuma kita lupakan sebagai hal yang biasa.

Novel tersebut nantinya akan dijadikan sebuah film dengan disutradarai langsung oleh Hestu Saputra. Film ini akan lebih banyak nilai-nilai perjuangan hidup dalam keseharian, dimana kita punya rasa kehilangan, perjuangan akhirnya jatuh dan kita bangkit lagi.

Disisi lain, Hestu menuturkan kekuatan Love Storynya sangat kuat, cinta yang ditanamkan tidak hanya hubungan cinta sepasang kekasih tapi juga cinta kepada anak-anak, cinta membangun lingkungan, cinta membangun keluarga jadi apa yang ditanam itu tumbuh dengan cinta yang baik.

“Itu semua yang harus sampai dimasyarakat kita, agar membentuk masyarakat yang lebih baik lagi, karena film itu harus mengandung unsur edukatif yang lebih besar dari pada unsure propaganda itu sendiri” Tutupnya

NADHIR ATTAMIMI / HERMAN

Terima kasih