Kedatangan Ganjar Pranonowo di yogyakarta di Tolak Mahasiswa

tegas.co, YOGYAKARTA – Kedatangan Ganjar Pranowo selaku Gubernur Jawa Tengah ternyata meninggalkan insiden dari beberapa aksi massa yang menolak kedatangannya di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) pada Sabtu (6/5/2017) kemarin.

Busyroh Muqodas saat menerima Mahasiswa UMY. FOTO : NADHIR
Busyroh Muqodas saat menerima Mahasiswa UMY.
FOTO : NADHIR

Kejadian tindakan represif Aparat Kampus (Satpam) UMY dan pihak-pihak tertentu pada saat aski massa. Atas insiden tersebut, Gabungan Solidaritas Jogja Tolak Pabrik Semen dan Aliansi Mahasiswa UMY Peduli Kampus melaporkan langsung aksi represif ke PP Muhammadiyah Yogyakarta dan diterima langsung oleh Ketua PP Muhammadiyah Busyro Muqoddas, Yogyakarta, Senin (8/5/2017) siang.

Salah satu laporan tersebut, mereka mengecam pihak kampus yang tidak mengambil tindakan ketika satpam melakukan tindakan represif kepada aksi masa.

Tri Wahyu selaku Direktur ICM Yogyakarta atau perwakilan Aliansi Mahasiwa UMY, menduga adanya tindakan pembiaran dari pihak kampus atas kejadian waktu itu.

“Kami menduga, Rektorat UMY memberikan legitimasi kepada tindakan premanisme yang dilakukan oleh satpam kampus,Ujarnya.

Tri berharap, adanya ruang demokrasi yang disediakan oleh pihak kampus untuk meluruskan kejadian tersebut agar tidak terjadi lagi masalah seperti ini.

Ketua PP Muhammadiyah, Busyro Muqoddas mengatakan laporan yang telah diterima, selanjutnya akan di follow up bersama pihak terkait.

“Laporan aktivis-aktivis ini positif kontruktif, karena salah satu bagian dari komitmen dan kontrol kepada kampus. Semua masukan-masukan akan kita follow up bersama rektor nantinya,” Tuturnya.

Busyro Muqoddas menuturkan, pihaknya akan mengonfirmasi terlebih dahulu atas tindakan represif tersebut.

“Tentu dokumen-dokumen yang tadi masuk akan kita sampaikan ke pihak rektor, misalnya ada tindakan berlebihan dari satpam, harus dikonfirmasi dulu,”Ungkapnya.

Laporan para aktivis tersebut disertai pemberian dokumen-dokumen, masukan dan rekaman sebagai alat bukti tindakan represif yang diduga dilakukan pihak aparat kampus Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.

NADHIR ATTAMIMI / HERMAN

Komentar