Peringati Buruh Marsinah, Aktivis SIEMPRE Gelar Festival 1000 Topeng

tegas.co, YOGYAKARTA – Puluhan aktivis yang mengatasnamakan Serikat Pembebasan Perempuan (SIEMPRE) melakukan aksi turun jalan dari Abu Bakar Ali menuju Titik Nol Kilometer, Yogyakarta, Senin (8/5/2017) siang. Aksi kali ini yang mereka beri nama Festival 1000 Topeng Marsinah.

Peringati Buruh Marsinah, Aktivis SIEMPRE Gelar Festival 1000 Topeng. FOTO : NADHIR
Peringati Buruh Marsinah, Aktivis SIEMPRE Gelar Festival 1000 Topeng.
FOTO : NADHIR

Aksi tersebut diikuti oleh puluhan masa dengan menggunakan topeng yang bergambarkan wajah Marsinah. Topeng tersebut terbuat dari karton, dan kertas yang di beri tali pada ujung kanan dan kiri karton sebagai penyanggah.

Simon Iskra selaku koordinator aksi, menjelaskan bahwa penggunaan topeng tersebut memiliki arti tertentu.

“Pemakaian topeng ini sebagai simbol bahwa Marsinah itu akan tumbuh semakin banyak lagi” Jelasnya.

Simon menambahkan, mereka menuntut agar proses pengusutan kasus-kasus tersebut agar diusut secara tuntas tanpa ditunda-tunda.

“Kami menuntut agar diusut tuntas kasus pelanggaran Hak Asasi Manusia (HAM), tidak hanya untuk Marsinah, tapi juga kasus pelanggaran HAM lainnya yang terjadi di Indonesia,”Tegasnya.

Simon juga menjelaskan, aksi ini juga mengangkat isu buruh, termasuk buruh perempuan agar pemerintah selalu membuka ruang demokrasi.

“Kami meminta pemerintah untuk membuka ruang demokrasi yang seluas-luasnya bagi masyarakat Indonesia,”Pungkasnya.

Menjelang pagi ditanggal 8 mei tepat 22 tahun yang lalu disebuah gubuk dipinggir sawah dekat hutan didusun Jengong, Nganjuk, Jawa Timur tergeletak kaku badan berkulit sawo matang yang tak bernyawa, ternyata dia adalah Marsinah.

Marsinah adalah seorang aktivis buruh yang aktif dalam memperjuangkan hak-hak buruh. Sebelum meninggal, marsinah aktif bersama teman-temannya melakukan aksi menuntut upah 20 persen sesuai peraturan pemerintah saat itu.

“Sebelum ditemukan meninggal dunia, Marsinah tiba-tiba menghilang selama 3 hari dan ketika ditemukan sudah tak bernyawa,”Tutupnya.

NADHIR ATTAMIMI / HERMAN

Komentar