tegas.co, YOGYAKARTA – Insiden kekerasan yang diduga dilakukan oleh oknum organisasi masyarakat kembali terjadi. Tepatnya pada Senin (8/5/2017) sore, kejadian tersebut menimpa beberapa orang yang berada dikantor Pusat Studi Hak Asasi Manusia Universitas Islam Indonesia (PUSHAM UII) yang beralamat di Jeruklegi, Banguntapan, Bantul, Yogyakarta.
Terkait insiden tersebut, pihak penyelenggara pameran karya Andreas Iswinarto yang bertema “Aku Masih Utuh dan Kata-Kata Belum Binasa” mengelar konferensi pers di Pusat Studi Hak Asasi Manusia (PUSHAM) Universitas Islam Indonesia (UII) Yogyakarta, Bantul. Selasa (9/5).
Eko Riyadi selaku Direktur PUSHAM UII menjelaskan, pihaknya bekerja sama dengan Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Yogyakarta dan seniman aktifis bernama Andreas Iswinarto berencana menggelar kegiatan dalam rangka Hari Pers Nasional yang bertempat dikantor PUSHAM UII.
Rangkaian kegiatan tersebut berisi diskusi dengan tema Kebebasan Pers di Indonesia dengan menghadirkan pembicara Anang Zakaria selaku Ketua Aliansi Jurnalis Independen Yogyakarta juga seorang wartawan media Tempo dan Andreas Iswinarto, yang direncanakan pada hari Senin (8/5/2017) kemarin, yang diikuti dengan pameran abstrak karya seniman aktifis tersebut.
Lukisan-lukisan abstrak Andreas Iswinarto berupa lukisan yang terinspirasi dari puisi karya Wiji Thukul.
Eko menjelaakan, pada pukul 14:10 WIB datang sekelompok orang yang mengatasnamakan salah satu organisasi kemasyarakatan yang mempertanyakan izin kegiatan.
“Salah satu panitia berucap, diskusi adalah kegiatan akademik, sehingga tidak perlu izin. Juga anda sebagai organisasi kemasyarakatan tidak berwenang menanyakan izin kegiatan” tutur Eko kepada awak media
Mendengar pernyataan seperti itu, lanjut Eko, sekelompok orang tersebut meransek masuk kedalam garasi kantor yang digunakan pameran lukisan karya Andreas Iswinarto kemudian melakukan pengrusakan dan perampasan beberapa karya lukisan yang dipamerkan.
Kejadian tersebut membuat gaduh dan terjadi perebutan karya-karya lukisan yang dirampas, perebutan tersebut membuat Andreas Iswinarto dicekik oleh salah seorang organisasin kemasyarakatan tersebut dan panitia lainnya ditonjok dibagian kepala mereka.
Atas kejadian tersebut, Eko dan bersama beberapa saksi telah melaporkan kejadian pengrusakan, pembubaran paksa, penganiayaan dan perampasan tersebut ke Kantor Kepolisian Daerah Istimewa Yogyakarta.
“Setelah pemeriksaan awal selesai, satu tim penyidik dari Polda DIY yang terdiri dari 6 orang mendatangi kantor PUSHAM UII untuk melakukan olah TKP dan kemudian membawa beberapa barang bukti” jelasnya.
Atas peristiwa tersebut, acara diskusi tentang Kebebasan Pers di Indonesia akhirnya ditunda dikarenakan perbuatan oleh oknum-oknum organisasi kemasyarakatan tersebut.
Andreas Iswinarto seorang seniman aktifis menuturkan, pihaknya sempat bertanya secara detail tentang Wiji Thukul kepada sekelompok ormas tersebut, tapi jawabannya tidak jelas.
“Walaupun kita tanya secara detail mereka tidak mampu menjelaskan karena kemarin waktu sekelompok orang itu datang, mereka mengatakan , “mana Wiji Thukul, kalau Wiji Thukul ada disini, ini kita bubarkan” pungkasnya.
Berdasarkan kejadian tersebut, Direktur dan Dewan Penasehat Pusat Studi Hak Asasi Manusia Universitas Islam Indonesia menuntut agar aparat Kepolisian untuk mengusut tuntas para pelaku tindakan kekerasan terhadap rencana diskusi pemeran lukisan tersebut.
NADHIR ATTAMIMI / HERMAN
Komentar