tegas.co, YOGYAKARTA – Ratusan massa yang mengatasnamakan kelompok Merawat Pancasila untuk Indonesia (Merapi) melakukan aksi diam di kawasan Tugu Pal Putih, Rabu (10/5/2017) malam.
Para massa mulai berkumpul pada pukul 19:00 WIB dengan membakar lilin dan berdiri sambil menyanyikan lagu-lagu kebangsaan.
Aksi tersebut diberi nama aksi damai lilin keadilan untuk Ahok. Para aksi yang hadir menggunakan baju berwarna putih.
Pedro Indarto selaku koordinator aksi massa menuturkan, aksi yang mereka lakukan sebagai aksi damai untuk melawan rasisme yang mana sangat berbahaya.
“Ini adalah aksi damai dari rekan-rekan semuanya untuk melawan rasisme, karena rasisme sangat berbahaya untuk masa depan Indonesia” tuturnya.
Diketahui massa aksi yang hadir mengikuti kegiatan ini berjumlah 500 orang dan tidak saling mengetahui.
Semua berangkat dari rasa kepancasilaan bersama ingin memperjuangkan keadilan.
“Kurang lebih 500 orang berkumpul disini, dan saya tidak tahu siapa saja yang hadir, karena semua berangkat dari kepancasilaan dan Indonesia raya” jelasnya.
Pedro menerangkan kepada para massa, bahwa aksi yang mereka lakukan adalah aksi diam, jangan terlalu mudah untuk terprovokasi, perlihatkan bahwa kita cinta Pancasila dan Indonesia.
Dalam aksi tersebut ada beberapa tuntutan yang dibacakan Pedro diantaranya, pertama menolak dengan tegas aksi intoleransi dan politisasi agama demi kepentingan kekuasaan yang menyebabkan perpecahan antara kelompok masyarakat yang berdasarkan suku, agama dan golongan.
Kedua, mendorong berbagai elemen masyarakat indonesia untuk bergerak menguatkan langkah-langkah dan kebijakan tegas pemerintah untuk menegakkan hukum atas nama apapun.
Ketiga, menolak segala bentuk rasisme di negara pancasila yang melindungi seluruh warga negara Indonesia.
Keempat, tegakkan Indpendensi hukum di Indonesia yang bebas dari berbagai tekanan massa dan politik praktis.
Terakhir, Bebaskan Ahok dari penahan karena belum adanya keputusan yang berkekuatan hukum tetap.
Aksi damai lilin untuk Ahok hanya berlangsung beberapa menit, yang mana sebelumnya akan dilaksanakan hingga pukul 21:30 WIB, saat dikonfirmasi adanya ancaman, Pedro langsung membenarkan hal tersebut.
“Iya benar ada ancaman dari pihak-pihak tertentu yang beredar lewat broadcast, makanya kami mempercepat aksi, yang terpenting kami bisa berkumpul dan berdo’a bersama ini sudah cukup bagi kami” pungkasnya.
NADHIR ATTAMIMI
PUBLISHER : MAS’UD
Komentar