Example floating
Example floating
DaerahTegas.co Nusantara

Fenomena Sumur Ambles, Ini Kata Peneliti Manajemen Bencana UPN

756
×

Fenomena Sumur Ambles, Ini Kata Peneliti Manajemen Bencana UPN

Sebarkan artikel ini

tegas,co, YOGYAKARTA – Penyebab utama amblesnya sumur-sumur dikaki Gunung Kelud yang sempat menghebohkan masyarakat daerah Puncu Kediri, ternyata diakibatkan oleh ketidakstabilan dinding sumur yang atas naiknya Muka Air Tanah (MAT).

Dr Eko Teguh Paripurna, MT menjelaskan hasil penelitian terkait fenomena sumur ambles di Kaki Gunung Kelud, Jawa Timur di Gedung Rektorat Universitas Pembangunan Nasional (UPN) Veteran Yogyakarta, Senin (15/5). FOTO : NADHIR
Dr Eko Teguh Paripurna, MT menjelaskan hasil penelitian terkait fenomena sumur ambles di Kaki Gunung Kelud, Jawa Timur di Gedung Rektorat Universitas Pembangunan Nasional (UPN) Veteran Yogyakarta, Senin (15/5).
FOTO : NADHIR

Hal tersebut dijelaskan oleh Koordinator Penelitian Magister  Manajemen Bencana UPN “Veteran” Yogyakarta, Eko Teguh Paripurno setelah melakukan penelitian beberapa waktu lalu, ketika Jumpa Pers Hasil Penelitian Fenomena Sumur Ambles di Kaki Gunung Kelud, Universitas Pembangunan Negara “Veteran” Yogyakarta, Senin (15/5/2017) siang.

“Ketidakstabilan dinding sumur terjadi akibat penjenuhan material penyusun dinding sumur oleh naiknya muka air tanah (MAT) di daerah Puncu, khususnya di desa Manggis, Dusun Nanas, Dusun Dorok, Dusun Jambean, dan Ringinbagus. Penambahan air berlebih menyebabkan ketangguhan dinding hilang” ujarnya.

Ia menambahkan, justru karena muka air tanah (MAT) naik, dinding 20 meter kehilangan kestabilan longsor sehingga membuat rongga jadi ambles. Terjadi perubahan MAT yang berbeda-beda antara satu desa  dengan lainnya.

“Penyebebab peningkatan MAT di masing-masing dusun dipengaruhi oleh kedalaman akifer-akifer pada kedalaman 5-13 meter dan 17-72 meter,” jelasnya.

Penyebab peningkatan MAT hingga saat ini masih menjadi pertanyaan. Eko menduga terdapat air yang berjalan jauh atau terdapat bekas erupsi.

“Kemungkinan pada Erupsi 2014 ada ekuver yang terbuka di atas, pada musim hujan menjadi pengisi yg baik,” terangnya.

Eko menghimbau masyarakat sekitar sumur untuk melakukan penggurukan dan pemadatan pada sumur-sumur yang telah mengalami amblesan dengan memasang penyangga dinding.

“Untum memperkuat kestabilan dinding sumur masyarakat ahru mekakukan pemadatan sumur-sumur ambles dengan membuat pasangan bata atau buis beton pada seluruh dinding sumur,” pungkasnya.

Sebelumnya lebih dari seratus sumur warga di Kecamatan Puncu, Kabupaten Kediri, Jawa Timur, ambles sejak 24 April 2017 lalu, dan hingga saat ini masih terus berkembang jumlahnya.

NADHIR ATTAMIMI / HERMAN

Terima kasih