tegas.co., BUTUR, SULTRA – Proyek sumur bor untuk pengadaan air bersih di desa Ronta, Kecamatan Bonegunu, Kabupaten Buton Utara (Butur), Sulawesi Tenggara (Sultra) dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) setempat yang dikerjakan tahun 2016 lalu hingga kini belum clear.
Kini pekerjaan proyek pembangunan sumur bor tersebut kondisinya terbengkalai dan tidak terawat.
Sumur bor sebagai sumber air bersih masyarakat di Desa tersebut karena saat musim kemarau warga di daerah itu selalu menggalami krisis air bersih karena sumur milik masyarakat biasanya menggalami kekeringan.
Dasriwan warga desa Ronta mengatakan, dengan hadirnya proyek sumur bor tersebut masyarakat berharap kesulitan memperoleh air bersih yang mereka sering alami pada saat kemarau akan segera teratasi.
Namun pada kenyataannya sumur bor tersebut tidak mampu menjawab persoalan kekeringan yang dialami warga desa Ronta saat kemarau tiba.
“Kita sudah senang, pada hal sumur bor ini tidak selesai dikerjakan, tidak dapat air. Dikampung ini kalau kemarau hampir semua sumur kering, hanya satu sumur yang bertahan itupun biasa airnya kewalahan karena semua orang sudah disitu ambil air,”terang Dasriwan salah seorang warga di desa itu.
Menurutnya, sumur bor dengan kedalaman kurang lebih sekitar 70 meter tersebut tidak mendapat debit mata air yang bisa menjamin.
Seputaran bangunan sumur bor kini telah dipenuhi rumput liar yang hampir menutup sebagian proyek air bersih itu.
Selain itu juga, instalasi pipa saluran air terbengkalai, tower-tower yang dijadikan sebagai bak penampung air sementara yang telah terpasang di depan kompleks-kompleks perumahan sebagian telah hilang.
Lanjut Dasriwan, sumur bor tersebut sempat diuji coba, namun hanya beberapa menit airnya telah kering, kemudian titik galian sumur bor tersebut dipindahkan ke tempat lain yang telah diprediksi sumber airnya akan lebih bagus, namun hasilnya sama tidak menemukan sumber air yang cukup.
“Sudah dua kali sumurnya dipindahkan tapi sama saja tetap tidak dapat air, banyak disedot beberapa menit saja airnya sudah habis, atau mungkin kurang dalam,”katanya.
Ia berharap agar pembangunan sumur bor tersebut dilanjutkan kembali hingga dapat digunakan,”Kita harapkan supaya dilanjutkan kembali karena memang sangat dibutuhkan. Sia-sia anggarannya sudah terlanjur, kalau dilanjutkan sudah tidak makan biaya banyak lagi, paling ditambah 20 atau 30 meter lagi sudah dapat air,”tambahnya.
Dasriwan mengaku, total anggaran pembangunan sumur bor tersebut tidak mengetahui dengan pasti karena pada saat pembangunannya tidak melihat papan proyek yang terpasang dilokasi pembangunan sumur bor tersebut.
MIRDAT
PUBLISHER : MAS’UD
Komentar