tegas.co, KENDARI, SULTRA – Bank Indonesia mencatat, kinerja perbankan di Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) pada triwulan I 2017 mengalami perlambatan. Hal itu tercermin dari perlambatan pertumbuhan kredit, aset, dan fungsi intermediasi yang dialami bank-bank di Sultra.
Kepala Kantor Perwakilan Wilayah (KPw) BI Sultra, Minot Purwahono menjelaskan, pada triwulan I 2017, aset bank umum tumbuh 5,4 persen, jauh lebih rendah dibanding triwulan IV 2016 yang tumbuh sebesar 13,1 persen.
“Kemudian penyaluran kredit bank umum juga hanya tumbuh 11,2 persen, melambat jika dibanding triwulan sebelumnya yang tunbuh sebesar 13,5 persen,” ungkap Minot saat dijumpai di salah satu hotel di Kendari, Senin (19/6/2017) malam.
Ia menilai, pertumbuhan kredit perbankan di Sultra terjadi dikarenakan terjadi perlambatan pada kredit konsumsi dan kredit modal kerja. Ia menjelaskan, pangsa penyaluran kredit konsumsi masih mendominasi dengan capaian 62,1 persen dari total penyaluran kredit. Lalu diikuti dengan kredit modal kerja 12,6 persen dan kredit investasi 7,2 persen.
Ia menambahkan, berdasarkan penyaluran kredit pada sektor ekonomi, perlambatan kredit perbankan terutama disebabkan karena melambatnya penyaluran kredit pada sektor perdagangan.
“Penyaluran kredit produktif di Sultra juga masih didominasi pada sektor perdagangan, namun perlu diwaspadai karena resiko kredit bermasalah yang telah mencapai 6,6 persen,” jelasnya.
Ia menambahkan, fungsi intermediasi perbankan masih berjalan dengan baik. Walaupun terjadi penurunan LDR dari 122,9 persen menjadi 118,5 persen, namun didukung dengan resiko kredit bermasalah (NPL) yang terjaga pada level 2,61 persen.
Selain itu, lanjut Minot, jumlah Dana Pihak Ketiga (DPK) yang dihimpun perbankan tumbuh sebesar 3,3 persen (yoy), relatif meningkat dari triwulan sebelumnya yang hanya tumbuh 2,2 persen (yoy).
“Pertumbuhan DPK terutama terjadi pada rekening deposito,” jelas Minot.
LM FAISAL
PUBLISHER : HERMAN
Komentar