Ratusan Perupa Jogja Ngabuburit Mural Pancasila di Kridosono

Sejumlah perupa di Yogyakarta menggelar ngabuburit dengan melakukan kegiatan melukis atau gambar di salah satu media yang telah tersedia. FOTO ; NADHIR ATTAMIMI
Sejumlah perupa di Yogyakarta menggelar ngabuburit dengan melakukan kegiatan melukis atau gambar di salah satu media yang telah tersedia.
FOTO ; NADHIR ATTAMIMI

tegas.co., YOGYAKARTA – Ratusan perupa Jogja baik perseorang maupun kelompok mengikuti Ngabuburit Mural Pancasila di Lapangan Kridosono, Yogyakarta, Sabtu (17/6/2017). Kegiatan tersebut bertemakan Aksi Seni Rupa Kebangsaan, berlangsung selama dua hari pada tanggal 17-18 Juni 2017.

Ketua Gerakan Rakyat Pancasila, Widihasto Wasana Putra mengungkapkan, kegiatan yang dilakukan selama dua hari tersebut sebagai wujud silaturahmi antara masyarakat dan para pekerja seni khususnya yang berada di Kota Yogyakarta.

“Kegiatan ini sebagai wujud upaya  menginisiasi gerakan seni rupa kebangsaan sekaligus ajang silaturahmi merajut kekompakan, kebersamaan, persatuan dan kesatuan diantara insan seni rupa Yogyakarta bersama masyarakat,” jelasnya.

Widi menambahkan, esensi dari ngabuburit mural Pancasila tersebut sebagai wujud gerakan sosial dari para perupa, untuk mengingatkan kembali bahwa Pancasila sebagai dasar NKRI.

“Selain itu, kegiatan ini pula sebagai upaya berkelanjutan untuk merawat, memupuk  memelihara visi kebangsaan Indonesia yang berlandaskan semangat Proklamasi Kemerdekaan, UUD 45, Bhinneka Tunggal Ika, dan Merah Putih,” ujarnya.

Kurator Ngabuburit Mural Pancasila, Kuss Indarto menuturkan, kebutuhan perlengkapan utama kegiatan tersebut berupa cat tembok, merupakan donasi dari berbagai pihak yang peduli terhadap gerakan tersebut. Terdapat 75 kapling yang tersedia untuk para perupa.

“Ada yang menyumbang 5 kaleng, 10 kaleng dan seterusnya. Bahkan ada sebuah pabril cat asal surabaya yang ikut menyumbang 300 kilo cat tembok,” tuturnya.

Berangkat dari niat ikhlas, Kuss menuturkan, para perupa yang ikut meramaikan kegiatan tersebut ternyata bermodalkan peralatan sendiri. Panitia hanya menyiapkan cat tembok dan menu berbuka puasa.

“Mulai dari kuas, hingga tangga untuk keperluan melukis semua dari masing-masing perupa, cat kami sediakan sekalian untuk berbuka puasa,” pungkasnya.

Kuss menambahkan, waktu yang disediakan selama dua hari tidak menentukan kegiatan tersebut selesai. Para perupa yang belum menyelesaikan lukisannya, boleh melanjutkan hingga selesai.

NADHIR ATTAMIMI

PUBLISHER : HERMAN

Komentar