tegas.co., YOGYAKARTA – Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta, Sri Sultan Hamengkubuwana X menegaskan, apabila Kepala Unit Pelaksana Tekhnis (UPT) Malioboro jika tidak mampu menangani permasalahan pedagang yang membandel di kawasan Malioboro akan digantikan dengan yang lain.
“Kalau memang UPT nya nggak mampu, ya kita ganti, nanti saya akan bicarakan kepada Pak Wali,” kata Ngarso Dalem usai menggelar Syawalan di Bangsal Kepatihan DIY, Senin (3/7/2017).
Ngarso Dalem berharap kepada seluruh jajaran UPT Malioboro agar lebih aktif dalam menertibkan permasalahan seperti itu. Ia menginginkan agar UPT bisa lebih aktif lagi, tanpa harus menunggu aduan dari masyarakat untuk menertibkan.
“Saya harap UPT Malioboro itu lebih aktif tidak hanya menunggu aduan, tapi memang menertibkan,” tuturnya.
Sebelumnya, salah satu warung makan lesehan dikawasan Malioboro telah melakukan perbuatan yang dianggap merugikan pembeli, yang mana telah mematok harga yang tidak wajar.
Menurutnya, kelakuan seperti itu sangat mencoreng nama baik wisata dan nama baik Kota Yogyakarta. Dengan dihadapkannya masyarakat terhadap Airtport yang akan berfunsi pada 2019 nanti, model seperti itu harus ditertibkan secepatnya.
“Kelakuan seperti itu bisa mencoreng wisata Jogja. Sekarang kita harus berbicara standarisasi menghadapi Airport yang baru, tuntutan wisatawan pasti standar, jadi harus kita tertibkan,” tuturnya.
Ngarso Dalem mengajak seluruh masyarakat khususnya di DIY agar selalu mengubah pola pikir lama yang tidak sesuai, karena sudah tidak sesuai ketentuan standar turis lokal maupun luar negeri.
“Tuntutan wisatawan pasti standar, prinsip ‘ngeten mawon saget’ (gitu aja bisa) sudah nggak bisa digunakan lagi, kita harus mengubah pola pikir,” tutupnya.
Sementara itu saat disinggung apakah sudah cukup hukuman pedagang yang saat ini bermasalah, untuk sementara, Ngarso Dalem menekankan agar tidak terlalu berlebihan.
“Untuk hukumannya sendiri, sementara ini seperti itulah, kita jangan terlaku drastis,” tutupnya.
NADHIR ATTAMIMI
PUBLISHER : MAS’UD
Komentar