tegas.co., YOGYAKARTA – Beredarnya informasi yang menyudutkan sekolah bergengsi di Kota Yogyakarta, SMP Negeri 5 Yogyakarta membantah atas isu tersebut. Isu yang beredar dimasyarakat, adanya sikap intoleransi yang dilakukan kepada siswa didiknya.
Kepala Sekolah SMP Negeri 5 Yogyakarta, Suharsono angkat bicara perihal isu yang mencatut nama sekolah yang dipimpinnya. Ia menerangkan, isu yang beredar dimasyarakat bahwasanya pihaknya melakukan sikap intoleransi kepada siswa didiknya.
“Isu intoleransi di SMP 5 itu tidak ada, saya jamin. Kami tidak membedakan strata, agama, semua proses pembelajarannya sama, disini juga kami latih supaya anak-anak saling menghormati antar sesama,”
Suharsono menuturkan, dalam pendidikan karakter, SMP 5 selalu mengajarkan budi pekerti dan kesopanan. Ia mengakui, siswa selalu diarahkan untuk memperkuat akhlak dengan menjalankan perintah agama yang dianutnya, sesuai dengan sila Ketuhanan Yang Maha Esa.
“Dalam kehidupan beragama, baik Islam, Katolik, dan Protestan, berjalan dengan baik, kebetulan disekolah kami tidak ada siswa yang beragama selain itu,” terangnya.
Sikap saling menghormati sesama penganut agama berlangsung baik dikalangan siswa yang berbeda agama. Bukan hanya siswa, tetapi sikap saling toleransi diterapkan kepada orang tua atau wali siswa.
“Kerukunan beragama yang sudah terjalin dengan baik, baik antara para siswa dan juga orang tua wali, sudah menjadi napas yang positif dalam iklim pendidikan di SMP Negeri 5 Yogyakarta,” pungkasnya.
Sementara itu, Walikota Yogyakarta, Haryadi Suyuti, yang juga menjadi seorang wali siswa disekolah tersebut memiliki persepsi yang sama. Ia merasakan tidak ada sikap intoleransi yang dilakukan oleh pihak SMP Negeri 5 seperti isu yang beredar.
“Anak saya sekolah disini, saya rasa tidak ada sikap intoleran, jadi saya sampaikan lagi tidak ada isu yang intoleran disatuan pendidikan kota Yogyakarta,” paparnya.
Ia berharap agar kedepannya tidak ada lagi pemeberitaan yang beredar kalau satuan pendidikan di Kota Yogyakarta dalam arti khusus SMP Negeri 5 Yogyakarta melakukan tindakan yang intoleransi kepada siswa didiknya.
NADHIR ATTAMIMI
PUBLISHER : MAS’UD
Komentar