tegas.co., YOGYAKARTA – Pembangunan Bandara baru New Yogyakarta Internasional Airtport (NYIA) diperkirakan rampung pada tahun 2019 nanti. Untuk menghadapainya, Pemprov DIY dituntut untuk memberikan pelayanan standarisasi bagi para wisatawan yang akan berkunjung ke Yogyakarta.
Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta, Sri Sultan Hamengkubuwono X mengatakan, dengan adanya bandara baru tersebut volume turis Mancanegara akan semakin besar, tuntutannya bagaimana Yogyakarta memberikan pelayanan berdasarkan standarisasi.
“Dengan adanya bandara baru nantinya, kita tidak bisa mundur lagi, harus mengikuti arus perkembangan yang akan datang,” kata Ngarso Dalem di Bali Kota Yogyakarta, pada Rabu (12/7/2017).
Sri Sultan menjelaskan bandara baru yang akan dimiliki Yogyakarta dalam waktu dekat ini, akan menampung lebih banyak lagi wisatawan melebihi daya tampung yang dimiliki bandara Adisutjitpo Yogyakarta.
“Adisutjipto itu hanya memiliki daya tampung 1,2 juta pertahunnya tapi sekarang sudah melayani 7 juta pertahunnya, karena itu sudah tidak mencukupi. Sedangkan bandara baru nanti bisa menampung 20 juta penumpang pertahunnya,” tuturnya.
Lanjut Sri Sultan, salah satu tuntutan standarisasi yaitu menciptakan lingkungan yang bersih, nyaman dan aman. Juga pembangunan dan penambahan infrastruktur dipusat-pusat keramaian sebagai salah satu tuntutan dari standarisasi.
“Makanya di Kota kita bangun toilet bintang lima karena orang asing butuh fasilitas seperti itu. Memang kita anggap mewah tapi itu standarisasi yang dilakukan oleh kita. Bukan bermewah-mewah,” terangnya.
Sri Sultan menambahkan, masyarakat Yogyakarta harus bersedia merubah paradigma yang salah, katanya, istilah Ngeten Mawon Saget Sampun Pajeng (Gitu aja laku kok) sudah tidak bisa digunakan lagi, saat ini Yogyakarta dituntut untuk memahami standarisasi.
“Saya berharap pejabat punya kreativitas dan inovasi bahwa kota ini bagian Ibukota Provinsi yang menjadi pelopor dengan berubah dan mengubah paradigma masyarakat luas,” tutupnya
NADHIR ATTAMIMI
PUBLISHER : HERMAN
Komentar