tegas.co., YOGYAKARTA – Gonjang-gonjingnya sistem perpolitikan didalam negara, tidak melulu harus disuarakan oleh mereka yang notabene memiliki kiprah didunia politik, melainkan didalam dunia seni pula, para seniman bisa berbicara tentang politik lewat karya-karya seni lukisan.
“Sebagai seniman, saya tidak sekedar memperjuangkan masalah estetika tetapi sebagai warga bangsa, karena saya perupa, ya saya menyampaikan gagasan saya dengan seni rupa,” kata Bonaventura Gunawan saat ditemui di kediamannya, Rabu (9/8/2017).
Gunawan menjelaskan, ketertarikannya membuat lukisan yang membicarakan kehidupan perpolitikan didasari akibat banyaknya konflik-konflik menyangkut politik, berbudaya, ideologi yang terjadi akhir-akhir ini.
“Kita semua kan tahu, dengan melihat dan membaca bahwa ini itu viral dimana-dimana. Dan melalui karya ini saya gambarkan bahwa konflik didalam kehidupan sehari-hari yang menyangkut masalah politik itu sangat kental,” ujar Gunawan.
Lanjut Gunawan, ketika menggambarkan vigur-vigur tersebut Ia tidak serta-merta menjudge salah satu vigur tertentu atau kelompok tertentu, melainkan Ia bisa merasakan hal tersebut merupakan simbol yang nyata.
“Ketika disitu ada badut, saya tidak mengatakan dia badut, akan tetapi perilaku seperti itu adalah saya bilang badut tanpa saya harus menunjukkan itu siapa,” ungkap Gunawan.
Sebagai seorang seniman, Gunawan pula memiliki kekhawatiran yang semua orang juga khawatir, banyaknya perpecahan, sikap kelangsungan ideologi kita termasuk bagaimana berdiri menyikapi kebhinekaan, perbendaan dan lain sebagainya.
“Sebenarnya itu yang saya gelisahkan tapi saya kira ini juga mewakili banyak orang yang bisa merasakan seperti saya,” ujar Gunawan.
Lanjut Gunawan, seni rupa itu bisa menjadi semacam karya-karya visual yang bisa menjadi alarm dan sebagai pertanda agar kita semua bisa menyadari akan hal itu.
“Menurut saya, seni rupa itu pada hakikatnya sebagai penyadaran bukan hanya masalah estetika, urusan dekorasi, tapi harus mempunyai makna atau harus bersuara. Karena saya perupa maka saya suarakan itu,” tutur Gunawan.
Namun, kata Gunawan, didalam lukisan-lukisannya ia memiliki harapan positif. Ada do’a seorang ibu pertiwi dengan harapan harmoni dan do’a, agar kedepan bangsa ini bisa menjadi bangsa yang besar dengan dilandasi dengan kesepakatn bersama.
“Kesepakatan bahwa kita mengamini dan juga melaksanakan sebagaimana kita berbangsa berdasarkan Pancaisla, UUD 45, Kebhinekaan, dan itu juga saya suarakan,” tandas Gunawan.
NADHIR ATTAMIMI
PUBLISHER : HERMAN