Menguri-Uri Kesenian Tradisonal Lewat Ektrakuikuler Karawitan

SMK N 1 Batealit kemudian memberi wadah bagi para siswanya untuk belajar seni tradisional melalui ekstrakulikuler karawitan. FOTO : DSW
Siswa – siswi SMK N 1 Batealit  belajar seni tradisional melalui ekstrakulikuler karawitan.
FOTO : DSW

tegas.co, JEPARA, JATENG  Berawal dari keprihatinan hilangnya seni tradisional, SMK N 1 Batealit kemudian memberi wadah bagi para siswanya untuk belajar seni tradisional melalui ekstrakulikuler karawitan ‘Sabara’. Sejak dikembangkan pada 2012 lalu, saat ini karawitan semakin populer di kalangan pelajar sekolah tersebut. Banyak pula pelajar yang tertarik bergabung di kegiatan itu.

Waka Kesiswaan SMK N 1 Batealit sekaligus penanggungjawab ekstrakulikuler, Purwandono mengatakan, ekstrakulikuler karawitan di sekolah tersebut mulai dibuka pada 2012. Pihaknya memanfaatkan alat-alat karawitan yang merupakan bantuan dari Pemprov Jawa Tengah.

Iklan Pemkot Baubau

”Kami dapat bantuan satu set alat karawitan, jadi kami manfaatkan sebaik-baiknya,” katanya kepada tegas.co.

Agar seni karawitan di sekolah tersebut semakin berkembang, pihaknya mengambil pelatih karawitan khusus dari luar sekolah. Pelatih tersebut tak lain yakni Sugiyanto, laki-laki asal Klaten yang sejak lama berkecimpung di seni karawitan.

“Pelatih ini juga sudah sering melatih di beberapa sekolah,” jelasnya.

Dalam satu pekan, pihaknya menjadwalkan anggota ekstrakulikuler karawitan berlatih sekali. Pada tahun ajaran ini, latihan dijadwalkan berlangsung hari Rabu usai pulang sekolah. ”Biasanya latihan mulai pukul 15.30 hingga 17.30 WIB,” ungkapnya.

Anggota ekstrakulikuler itu cukup banyak. Jumlahnya bahkan mencapai puluhan. Hanya saja, saat ini sebagian anggota sedang melaksanakan praktek lapangan kerja (PKL) sehingga saat berlatih jumlah anggota berkurang.

“Saat ini sekitar 18an anak yang masih intensif berlatih setiap pekannya,” urainya.

Meski jumlah berkurang, namun Purwandono menyampaikan, tidak mengurangi semangat anggota yang lain untuk berlatih. Pihak sekolah juga tak mengalami kendala saat mengembangkan eskul tersebut.

“Anak-anak justru bersemangat. Karena itu kami terus berupaya mengembangkan kegiatan positif ini sekaligus untuk nguri-uri seni tradisional,” imbuhnya.

Salah satu anggota ekstrakulikuler karawitan, Dina Lestari mengatakan, kelompok karawitan ‘Sabara’ sering diminta tampil di berbagai acara sekolah. Di antaranya tampil di acara rapat pleno komite hingga acara perpisahan kelas XII.

Tak hanya itu, mereka juga seing diminta tampil di kegiatan perkemahan Sabtu Minggu (Persami) yang menjadi agenda rutin tahunan. ”Saat ini kami juga sedang persiapan untuk tampil di acara perkemahan tersebut,” katanya.

Saat tampil di berbagai acara sekolah itu, Dina menyatakan, kelompok karawitan tersebut membawakan lagu-lagu gending Jawa. Beberapa lagu favorit mereka yakni Prahu Layar, Kebogiro serta Serayu Sekucing.

Anggota lainnya Nila Hidayatul Jannnah saat sedang berlatih bersama Zeti Fatimatuzzahra dan Alya Fitria mengatakan, dia senang bisa bergabung di kelompok karawitan tersebut. setelah bergabung, dia mengaku lebih memahami alat-alat musik tradisional yang digunakan saat tampil karawitan. ”Jadi lebih tahu, ada banyak jenisnya mulai dari bonang, slentem, kendang, kenong, peking serta gong,” tuturnya.

Saat awal berlatih, Nila mengaku sempat mengalami kesulitan. Namun jika mau tekun berlatih, mereka bisa cepat menguasai alat musik tersebut. ”Setiap anggota memegang alat musik yang berbeda. Senang bisa menggali kemampuan bermain musik tradisional,” ujarnya.

Waka Kesiswaan SMK N 1 Batealit, Purwandono, S.Pd, M.Pd mengatakan, saat kelompok karawitan tersebut tampil mereka selalu mendapatkan apresiasi dari penonton. ”Tanggapan penonton bagus,” urainya.

Pihaknya juga senang jika para generasi muda bisa mencintai kesenian tradisional.

“Karena itu kami mencoba memfasilitasi sebaik-baiknya supaya hasil maksimal. Terlebih tak banyak sekolah yang memiliki alat karawitan seperti kami. Untuk penampilan kelompok karawitan ini sendiri, kami juga siap diminta tampil di luar sekolah atau di instansi lain,” tutupnya.

DSW

PUBL;ISHER : HERMAN