Anggota DPRD Sultra Bilang Begini, Terkait Banyaknya Korban Pil PCC

Anggota DPRD Sultra Bilang Begini, Terkait Banyaknya Korban Pil PCC
Anggota DPRD Sultra, Ir. Drs. Andi Sakra Pangerang FOTO : MAS’UD

tegas.co., KENDARI, SULTRA – Puluhan korban akibat pil Parasetamol Caffein Carosprodol (PCC) bukan hanya warga di zona Kendari, namun juga ada di sejumlah Zona lainnya, diantaranya, zona Konawe Selatan (Konsel) dan Zona Kolaka, provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra).

Angota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Sultra, Ir. Drs Andi Sakra Pangerang mengatakan, penting bagi orang tua dan guru meningkatkan pengawasannya terhadap para generasi muda yang menjadi sasaran penggunaan obat pil PCC.

Iklan KPU Sultra

Sehingga anak-anak generasi pelanjut pembangunan lebih terarah dan tidak terpengaruh hal-hal yang merusak masa depannya sendiri.”Ini yang saya bisa katakan, pengawasan orang tua di rumah dan guru di sekolah, agar senangtiasa meningkatkan pengawasannya bagi generasi kita yang akan melanjutkan cita-cita bangsa,”imbuh Andi Sakra, Senin (25/9/2017).

Andi berjanji, selain menekankan dan meningkatkan pengawasan bagi anak-anak, dirinya juga akan menyampaikan secara langsung kepada pemerintah untuk segera mendeteksi secara dini peredaran obat dan makanan.

Politisi Golkar daerah pemilihan Konawe Selatan ini, menyangkan jatuhnya puluhan korban akibat pil PCC itu yang tergolong masuk pada daftar “G” atau pil yang tidak dapat dijual bebas tanpa resep dokter. Bukan hanya daerah zona Kendari melainkan anak-anak dari kabupaten yang diwakilinya juga ada yang menjadi korban dari peredaran pil PCC tersebut.

“Pasti saya akan menemui pemerintah di daerah pemilihan saya, baik sebagai wakil rakyat maupun sebagai diri pribadi akan menyampaikan, untuk bersama-sama memerangi peredaran obat terlarang itu yang merusak generasi kita. Dengan peran pemerintah, anak-anak kita tentu lebih terawasi dan terarah pada pergaulan yang lebih bermanfaat dari pada mengkonsumsi pil PCC yang merugikan kita semua,”tutur Andi di ruang kerjanya.

Andi berharap, selain dari peran orang tua, guru, parlemen dan pemerintah daerah, dirinya berharap agar seluruh stockholder turut berperan mengawasi anak-anak penerus pembangunan.”Kalau anak-anak kita sudah rusak akibat obat terlarang, siapa lagi yang akan melanjutkan pembangunan, sehingga mari bersama-sama mengawasi generasi kita,”harapnya.

Akibat peredaran pil PCC di beberapa zona di Sultra, seperti zona Kendari, zona Konawe Selatan, dan zona Kolaka, tercatat sekitar 80 anak-anak dan mahasiswa menjadi korban.

PUBISHER : MAS’UD