Kisah Nenek Berumur 150 Tahun Hidup Sendiri

Kisah Nenek Berumur 150 Tahun Hidup Sendiri
Kisah Nenek Berumur 150 Tahun Hidup Sendiri FOTO : LA ODE AWALUDDIN

tegas.co., MUNA SUTRA – Begini kisah nenek berumur 150 tahun, di Kelurahan Sidodadi Jalan Gambas, kecamatan Batalaiworu, kabupaten Muna, Sulawesi Tenggara (Sultra). di masa tuanya terpaksa hidup sendiri. Warga memanggilnya Wa Dae,  tinggal di kebun warga dengan pondok kecil, berukuran dua kali tiga persegi. kondisi pondok tersebut sangat tidak layak di tempati, sebab atapnya sudah bocor dan dindingnya sudah bolong-bolong.

Berikut videonya

Iklan Pemkot Baubau

Pondok  tersebut sengaja dibuat warga setempat, untuk Wa Dae agar bisa beristirahat dengan baik di pondok kecil itu.

Wa Dae tinggal seorang diri tanpa anak dan sanak keluarga yang menemani, untuk makan sehari-sehari atas perhatian warga yang tinggal berdekatan dengan pondoknya.

Wa Dae pernah dua kali berkeluarga sebelumnya, hanya saja suami pertama wanita tua itu meninggalkanya dan menikah dengan wanita lain, sementara suami keduanya meninggal dunia karena sakit.

Dari hasil dua kali perkawinanya dengan para suaminya sebelumnya, Wa Dae tidak memiliki seorang anak dan sekarang ia hanya hidup sebatangkara.

Menurtut saksi hidup Wa Dae yang masih hidup sampai saat ini,  Wa Ade wanita tua juga yang ber  usia 110 tahun warga Sidodadi, kecamatan Batalaiworu
yang saat ini masih aktif bekerja sebagai petani, saat ditemui dipondok milik Wa Dae Sabtu, (7/10/2017) menjelaskan, dengan menggunakan bahasa daerah lokal, Wa Ade mengungkapkan kehidupan tentang Wa Dae.”Dulu saya  tinggal satu kampung dengan Wa Dae dan masih ada hubungan keluarga juga tapi suda jauh, dulu kami tinggal di kampung lama, di desa Madawa, kecamatan Tongkuno, karena dulu musim penyakit mematikan di kampung kami, dan banyak menelan korban jiwa pada saat itu kami di amankan  oleh pemerintah agar tidak terkena penyakit yang mematikan itu, dan kami di tempatkan saat itu di kelurahan Sidodadi lalu kami berkebun disini untuk melanjutkan hidup sampai saat ini.

“Pada saat saya berusia 10 tahun Wa Dae sudah berusia 40 tahun, Dulu  dia pernah menikah dengan suami pertamanya yang bernama La Kapopo, tidak lama kemudian La Kapopo menikah lagi dengan wanita lain dan meninggalkan Wa Dae sendiri dan mereka tak punya anak, tak lama kemudian Wa Dae menikah lagi dengan suami keduanya yang bernama Lamaka dengan kondisi cacat (Tunanetra), tak lama kemudian suami kedua Wa Dae meninggal dunia karena sakit dan lagi-lagi Wa Dae tidak memiliki anak dengan suami keduanya, dan sampai saat ini dia hidup sendiri,”terangnya

Selain itu, Aji cucu Wa Ade menambakan, untuk kehidupan sehari-hari kami warga disini selalu memperhatikan dari segi keshatanya dan makanannya,”Untuk makanannya saja sehari-hari dia hanya makan bubur dan telur, kalau makanan yang mengandung minyak dia tidak makan, dan untuk kondisi kesehatan Wa Dae sangatlah baik dan anehnya dia tidak pernah sakit-sakitan, selain itu pada saat buang airpun dia masih bisa mengurusi dirinya sendiri tanpa bantuan dari orang lain, walaupun kondisinya sudah tidak memungkinkan untuk beraktivitas sendiri. namun tingkah lakunya sehari-sehari sudah seperti anak kecil, dan dia masih bisa berkomunikasi bahasa daerah Muna walaupun bicara sendiri, mungkin Faktor karena lupa dan usia,”ujar Aji,

Lanjut, keluarga Aji juga siap akan merawat wanita tua tersebut,”Apa bila suatu saat nanti terjadi sesuatu kepada wanita tua ini atau meninggal dunia, saya dan keluarga saya akan mengurusinya dengan baik,”tutur Aji.

Aji berharap kepada pemerintah, Wa Dae bisa diperhatikan untuk menjalani hidup di hari tuanya karena Wa Dae adalah wanita memiliki kelebihan bisa bertahan hidup sampai dengan usianya kurang lebih 150 tahun dan sampai saat ini masih sehat-sehat.

LA ODE AWALUDDIN

PUBLISHER : MAS’UD