tegas.co., Konsel, SULTRA – Direktur PT.Yakin Sukses Makmur (YSM) Meidy Katrine Lengkey menegaskan, pihaknya berencana membangun Smelter di Kabupaten Konawe Selatan (Konsel). Smelter tersebut dinamai YSM Smelting Furnace (YSMSF) yang merupakan tehnologi hasil karya anak bangsa Indonesia.
Hal ini disampaiakan saat ekspose di kantor Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP) Kabupaten Konsel, Rabu (11/10/2017)
Meidy Katrin Lengkey yang mewakili managemen PT.YSM menuturkan, pembangunan Smelter Feronickel direncanakan di Desa Moolo Indah, Kecamatan Tinanggea Kabupaten Konawe Selatan, dengan nilai investasi mencapai US $ 10 Juta.
Menurutnya, investasi ini akan digunakan untuk pengadaan YSMSF yang terdiri dari crusher, briquet machine, tunnel kiln, blast furnace, granulation plant, magnetic separator, dan infrastructure lainnya.
Pabrik direncanakan beroperasi selama 330 hari dalam se tahun dengan produksi maksimal sebesar 1.900 ton/tahun Ni, atau setara dengan 6.333 ton/tahun Feronikel.
“Bahan baku yang utama digunakan adalah, Raw Ore, Batubara dan Dolomite. Sedangkan PBT (Pay Back Time) adalah selama 4,38 tahun,” ujar Meidy dalam press releasenya kepada tegas.co, Rabu (11/10).
Lebih jauh Meidy Katrin menyampaikan, Smelter yang akan dibangun pihak perusahaan YSM merupakan tehnologi Smelter terbaru yang dikembangkan oleh para profesor dan Ilmuwan dari dua perguruan tinggi Indonesia, yaitu dari Institut Tehnologi Surabaya (ITS) dan Institut Tehnologi Bandung ( ITB ).
Kedua pergurguruan tinggi ini sudah menciptakan tehnologi tinggi Smelter yang baru dengan biaya yang sangat rendah, namun memiliki hasil yang tidak kalah dengan tehnologi Smelter lainnya di dunia.
Sekretaris Jenderal (Sesjen) Asosiasi Pengusaha Nikel Indonesia (APNI) ini selanjutnya menyampaikan, Indonesia banyak memiliki cadangan bijih nikel laterit, namun kebanyakan belum diproses secara langsung di Indonesia karena kadar nikelnya yang rendah.
Dengan teknologi pengolahan Nickel yang ada saat ini seperti teknologi RKEF dan Blast Furnace belum cukup menarik bagi investor untuk mengembangkan Industri pengolahan nikel di Indonesia karena terkendala oleh penurunan harga produk Nickel di pasar internasional dan mahalnya biaya investasi maupun biaya operasional terutama komponen kelistrikannya.
Untuk mengatasi kondisi ini, PT. YSM mengembangkan teknologi pengolahan nikel yang dapat mengurangi biaya operasional, tetapi memiliki nilai investasi yang tidak terlalu besar.
Teknologi pengolahan nikel ini menggunakan furnace yang mirip dengan Furnace yang ada pada Teknologi Blast Furnace saat ini namun dengan proses yang sangat berbeda di dalamnya.
Proses di dalam furnace ini disebut, Half Nobel Nickel Smelting Furnace. Dengan menggunakan teknologi ini, produk yang dihasilkan dapat memiliki kadar nikel yang tinggi walaupun dengan menggunakan ore berkadar rendah.
Selain itu, sebagai reduktan dan sumber energi utamanya cukup menggunakan batubara dan tidak diperlukan lagi kokas yang memiliki harga yang sangat mahal dipasaran seperti halnya pada teknologi blast furnace standard. Teknologi ini selanjutnya akan disebut dengan nama YSM Smelting Furnace (YSMSF).
Lanjut Meidy, penggunaan YSMSF dilatar belakangi karena Indonesia memiliki banyak cadangan bijih nikel laterit.
“Namun kebanyakan belum diproses secara langsung di Indonesia karena kadar nikelnya yang rendah,” ujar Meidy.
Dia menegaskan dengan berbagai kelebihan yang dimiliki oleh teknologi YSMSF, PT. YSM memiliki keyakinan untuk dapat menerapkan proyek ini dalam skala industri dengan menerapkan efisiensi sistem yang lebih baik dan reliable namun tetap memperhatikan kualitas lingkungan dan pengembangan masyarakat sekitar tambang.
“Produk dari pengolahan nikel ini yang berupa ferronickel dengan kadar Ni 29 – 30% yang menggunakan bahan baku bijih nikel kadar rendah dan batu bara, dapat dimanfaatkan lebih lanjut sebagai bahan baku industri stainless steel nasional yang selama ini banyak diimpor oleh industri hilir,” terangnya.
“Adapun kelebihan atau keuntungan menempatkan pabrik di lokasi ini adalah karena selain infrastruktur (baik jalan atau pelabuhan red) yang relatif sudah tersedia juga dekat dengan sumber bahan baku bijih nikel” Tegasnya.
Sementara itu Bupati Konawe Selatan, Surunuddin Dangga, sebelumnya di tempat yang sama menyampaikan mendukung penuh pembangunan Smelter di wilayahnya, bahkan Bupati Konsel ini memerintahkan seluruh staf terkait untuk secepatnya bekerja menyiapkan administrasi yang diperlukan oleh PT.YSM.
“Kita harus menyiapkan administrasi yang diperlukan oleh PT.YSM, agar pembangunan Smelter ini berjalan dengan lancar. Dinas-dinas terkait segera menyiapkan administrasi yang diperlukan, patuhi aturan main, ikuti prosedur yang sudah ditentukan oleh pemerintah agar tidak terjadi kesalahan dalam pembangunan,”ucapnya.
Kepada managemen PT.YSM, Bupati Konsel ini juga mengingatkan pihak perusahaan agar PT.YSM selalu berkordinasi dengan pihak Pemda sehingga pembangunan Smelter di wilayahnya tidak menemui kendala.
Turut hadir pada acara tersebut, Bupati Konawe Selatan dan jajarannya, Direktur Utama PT.YSM Taruna Adji, Meidy Katrin Lengkey (Direktur PT.YSM) dan staf management PT.YSM.
PUBLISHER : MAS’UD