Nelayan Jepara Pertanyakan Efektivitas Alat Tangkap Ikan Pengganti Cantrang

tegas.co., JEPARA, JATENG –  Kementrian Kelautan dan Perikanan (KKP) membagikan 258 paket Alat Penangkapan Ikan (API) kepada nelayan di Jepara, Senin (16/10/2017). Ratusan alat tersebut merupakan pengganti cantrang dan arat yang selama ini digunakan oleh nelayan di pesisir utara Laut Jawa. Meskipun diberi bantuan, sebagian nelayan khawatir kalau hasil dari alat tersebut tidak sebanyak alat yang sudah lama mereka gunakan saat ini.

Berlangsung di aula milik Balai Besar Perikanan Budidaya Air Payau (BBPBAP) Jepara, dihadiri pula oleh Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, Bupati Jepara Ahmad Marzuqi dan pihak terkait.

Iklan Pemkot Baubau

Salah satu nelayan adal Kedung Listiono mengatakan, selama ini pihaknya menggunakan cantrang dan arat saat melaut. Ia khawatir apakah nantinya hasil yang didapatkan bisa seperti saat sekarang.

“Apa nantinya ketika alat tangkap diganti hasil ikannya bisa seperti sekarang ini, bisa untuk menyekolahkan anak dan sebagainya,” ungkapnya saat ditanya Ganjar Pranowo terkait kesulitan saat melaut.

Hal senada diungkapkan oleh Mustain. Nelayan itu menginginkan semua nelayan mendapatkan alat tangkap yang ramah lingkungan. ” Saya dengar kan sampai Desember nanti (batas penggunaan alat tangkap tak ramah lingkungan), nah yang belum kebagian bagaimana?,” tuturnya.

Mendapat pertanyaan tersebut, Ganjar langsung melemparnya pada pejabat KKP Suseno Sukoyono. Dalam jawabannya ia meyakinkan, penggantian alat tangkap merupakan upaya pemerintah menjaga keberlangsungan pasokan ikan.

“Tentang pertanyaan kalau pakai alat ini (ramah lingkungan) cukup tidak? Jika nelayan terus memakai arat, kalau kita memunyai anak, sebelum anak kita besar ikannya sudah habis. Dengan menggunakan Cantrang dan arat yang punya ukuran satu inchi ikan akan habis. Alat ini memang tak seganas arat dan cantrang, tapi jauh lebih memadai dari alat tangkap lainnya,” ucap Staf Ahli Menteri KKP Bidang Kemasyarakatan dan Hubungan Antar Lembaga itu.

Sementara terkait penggantian cantrang dan arat dengan alat tangkap ramah lingkungan, Suseno menjawab hal tersebut akan terus dilihat perkembangannya. Lantaran untuk proses penggantian memerlukan anggaran yang tak sedikit.

“Dalam melakukan hal itu, kita perlu bahu membahu mengingat keterbatasan APBN kita. Bantuan yang saat ini diberikan diprioritaskan bagi yang terdata. Kami percaya nelayan Jepara adaptif terhadap kebijakan ini. Untuk (penggantian cantrang ke alat tangkap ramah lingkungan) perlu kerjasama dengan instansi lain,” ungkapnya.

Ganjar Pranowo mengatakan pemerintah harus hadir dalam penggantian cantrang ke alat tangkap ramah lingkungan. “Sebenarnya yang dibutuhkan kan waktu, kalau sampai akhir Desember mereka tak boleh (menangkap dengan cantrang) dan bantuan belum ada, maka keluwesan-keluwesan itu  yang diharapkan dari mereka agar mereka diizinkan (menggunakan cantrang). Kecuali negara memberikan bantuan itu,” tuturnya.

Untuk permasalahan pelarangan cantrang, Ganjar mengaku telah berbicara dengan Susi Pudjiastuti. Hal itu terkait dengan penggantian alat tangkap.

“Saya sudah bicara dengan Bu Menteri Susi, karena itu kebijakan pemerintah, maka pemerintah harus ikut tanggungjawab. Caranya kasih saja bantuan alat tangkapnya. Sudah ada pengajuan asuransi dan pengajuan permodalan, bantuan ini bisa selesaikan persoalan itu, tapi harus cepet. Kalau batasnya sampai Desember ya sampai Desember sanggup, kalau tidak  ya harus ada jeda  perpindahan toleransi, kalau tidak kasihan mereka,” tuturnya.

Dalam rilis Direktorat Jenderal Perikanan Tangkap, untuk nelayan Jepara ditargetkan ada 289 paket API yang akan diberikan. Sementara untuk Jawa Tengah akan diberi 2.341 paket.

Pada kesempatan itu, diberikan juga bantuan Asuransi Nelayan. Untuk Jepara dari target 3500 orang, saat ini sudah terealisasi sebanyak 715 nelayan. Selain itu untuk Jepara diberikan fasilitas akses permodalan sebesar 1.890 miliar hasil kerjasama Ditjen Perikanan Tangkap dan BRI.

REPORTER: DSW

PUBLISHER: MAS’UD