Kapolres Bantah Kasus Pengeroyokan di Puuwatu Ada Keterlibatan Oknum Intel

tegas.co., KENDARI, SULTRA – Kasus pengeroyokan menimpah Rahmat Pasari alias Fikran (18) warga, jalan Pattimura, Kelurahan Puuwatu, Kendari, Sultra, Kapolres Kendari bantah, kasus itu tidak ada keterlibatan intel Polri maupun TNI.

“Kami menyampaikan informasi terkait pemberitaan di beberapa media, itu tidak benar karena kami sudah memeriksa beberapa saksi yang memang hal itu masih dalam pemeriksaan, tidak ada keterlibatan oknum intel,” ungkap Kapolres Kendari, AKBP Jemi Junaedi SIK, Kamis (26/10/2017).

Kapolres Bantah Kasus Pengeroyokan di Puuwatu Ada Keterlibatan Oknum Intel
Kapolres Kendari, AKBP. Jemi Junaedi. Sik FOTO: O N N O
Dia menjelaskan, kejadian berawal dari penganiayaan terhadap Fikran, sudah dilakukan pemeriksaan terkat kasus ini. Bahkan, sudah melakukan gelar perkara dihadiri korban dan orang tua korban.

“Kita sudah jelaskan dan sudah dimengerti sebenarnya oleh orang tua pelapor. Berkembang lagi, ada oknum intel, jadi kami disini sampaikan bahwa hal tersebut tidak benar. Hal ini mungkin bentuk ketidakpuasan ayah korban, tetapi kita sudah jelaskan perkembangannya lain,” terang Jimi Junaedi.

Saat ini, lanjutnya, sudah melakukan memeriksa saksi dan kemungkinan akan melakukan pemeriksaan kembali untuk mendalami lagi kasus ini. Saat ini pelaku belum ditahan, tetapi pihaknya masih bekerja.

Ditempat yang sama, Kapolsek Mandonga, AKP Haris Akhmat Basuki mengatakan, dari hasil pemeriksaan baik itu saksi maupun terlapor. Belum ditemukan adanya tanda-tanda, dari hasil keterangan beberapa saksi, saksi tidak melihat adanya penganiayaan tersebut.

“Kita akan bekerja secara maksimal untuk mencari dan mendalami kasus ini, kami akan mencari saksi tambahan. Mungkin saja ada yang melihat kita akan periksa, guna memperkuat keterangan saksi sebelumnya,”ungkapnya.
Pihaknya sudah bekerja dengan maksimal, saat ini total ada delapan saksi sudah di periksa. Baik itu saksi korban maupun saksi terlapor. Pengembangan saksi-saksi lain untuk menaikkan ke tahap penyidikan harus memenuhi dan mencukupi dua alat bukti yang belum terpenuhi. “Tapi kita masih bekerja, kita akan bekerja secara maksimal,”ujarnya.
Sementara itu, korban yang dikonfirmasi mengatakan, pelaku Endang memperkenalkan dua rekannya adalah intel,”Dua orang temanku ini intel, jangan ko bohong,”kata Fikran meniru ucapan pelaku Endang.

Selain itu, saksi Sukmawati juga turut memperkenalkan dua intel tersebut. Saat korban disiksa dengan cara, ditinju oleh Endang dan satu orang yang diperkenalkan sebagai intel, di suruh jongkok, ditinju dan diinjak-injak.

“Kan saya dijemput Empat orang di lorong Pribumi Punggolaka, Kecamatan Puuwatu Kendari Senin (11/10/2017), di rumahnya temanku ILO. yang masuk ke lorong itu, Irnawati memanggil dan mengajak ditemani naik ke mobil. Saya tanyakan ada Gugun dan Ege. Kata Irnawati, tidak ada. Perasaan saya mulai lain-lain seperti saya mau dijebak. Saya tengok ke mobil melihat pelaku Endang. Irnawati kemudian membuka pintu mobil, lalu keluar dua orang yang dipekenalkan intel. Saya bertanya apa salahku, Endang menjawab, “Kamu mau lari, saya tembak kepalamu itu”. Lalu saya lari karena saya takut ditembak kepalaku. Lalu saya dihalangi satu orang dan satu orang yang mempitting saya. Setelah itu saya dimasukkan ke dalam mobil, menuju Konggoasa bersama-sama Irnawati, Endang dan dua orang yang diperkenalkan intel itu,”terang Fikran.

Selama di mobil dipitting lalu dilepas dan ditanya soal handphone milik Gugun yang hilang,”Ditanya sama Endang, dimana Hpnya Gugun,”Jawab saya,”Saya tidak tahu tentang Hp,”. Endang kemudian bertanya lagi,”Tungumi disana, saya Tanya-tanya ko, jangko bohong,”kata Fikran mengenang peristiwa tersebut.

Setibanya di BTN Sartika Indah di lorong Konggoasa, Puuwatu, Kota Kendari, rumah milik Gugun, kata korban, kemudian diturunkan dari mobil, dan langsung ditinju sama Endang. Saat itu, ada satu orang laki-laki dan ada Sukmawati serta mamanya Gugun.

“Saya ditanyai sambil dipukuli. kata Endang,”Kalau ko bohong, saya iris telingamu dan saya kasi keluar tempurung lutut sambil mengancam menggunakan badik dan akan membakar di dalam drom minyak yang disaksikan, Mamanya Gugun, Irnawati, Sukmawati, dua orang yang diperkenalkan intel dan seorang tetangga yang melihat dari dalam rumahnya yang berdampingan rumah keluarga terduga pelaku,”urai Fikran.

Kasus ini terjadi Senin (11/10/2017), korban melaporkan pada Rabu (13/10/2017) setelah rekan-rekannya melihat sejumlah luka lebam kebiru-biruan di tubuh korban. Hasil visum kemudian membuktikkan ada kekerasan.

REPORTER: O N N O

PUBLISHER: MAS’UD