tegas.co. KONSEL, SULTRA – Kapolri, Jenderal Polisi Tito Karnavian telah memerintahkan seluruh personil Bhayangkara Pembina Keamanan dan Ketertiban Masyarakat (Bhabinkamtibmas) se Indonesia agar berlomba-lomba menciptakan ide-ide kreatif diwilayah tugasnya masing-masing.
Instruksi tersebut dimanfaatkan oleh Bhabinkamtibmas Desa Waworano dan Desa Mataiwoi, Kecamatan Kolono, Kabupaten Konawe Selatan (Konsel), Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra), Bripka Dekky Sumarto Tawakal dengan menggelar Kegiatan Bhakti Sosial Sunatan Massal dengan mengangkat tema ‘Bhabinkamtibmas Peduli’. Bertempat di Balai Desa Waworano. Rabu, 1/11/2017.
Kepala Kepolisian (Kapolsek) Kolono, AKP Yulianus di kesempatan itu mengatakan kegiatan sunatan massal ini lahir dalam rangka menindak lanjuti instruksi Kapolri kepada seluruh jajaran Bhabinkamtibmas, agar dalam melaksanakan tugas diwiliyah binaannya masing-masing senantiasa berlomba-lomba memunculkan ide-ide kreatif.
“Kegiatan ini adalah program yang sangat mulia, dimana dalam ajaran islam tidak sah shalatnya kalau dia belum sunat,” ungkap Yulianus.
Selain kegiatan sunatan massal ini, lanjut perwira tiga balak dipundaknya itu, jajaran Polres Konsel juga sedang melaksanakan kegiatan bedah rumah, dengan syarat memiliki lahan pribadi dan bukan lahan pinjam pakai.
Olehnya itu, sambung Yulianus, pihaknya berharap kegiatan seperti ini kedepannya dapat berkelanjutan ke desa-desa lainnya yang berada di wilayah hukum Polsek Kolono.
“Dimana biaya sunat saat ini sebesar Rp 200 ribu, tentunya bagi masyarakat berpenghasilan rendah sangat memberatkan. Melalui kegiatan sosial ini diharapkan dapat meringankan beban masyarakat khususnya keluarga berpenghasilan rendah yang ikut dalam kegiatan Bhabinkamtibmas Peduli ini,” terang Yulianus.
Saat ditanya alasannya kenapa memilih Desa Waworano dan Desa Mataiwoi yang dijadikan sasaran Sunatan Massal ini, AKP Yulianus mengaku sebelumnya telah melakukan survey dan menemukan anak usia dini di dua tersebut belum melakukan khitanan.
“Setelah kami melakukan survey dan monitoring, ternyata di dua desa ini kami temukan banyak anak usia dini yang belum di sunat. Serta, kami juga melihat tingkat ekonomi masyarakatnya masuk pada kategori rendah,” jelasnya.
Ia berharap kegiatan sosial seperti ini terus berjalan dan berkesinambungan, bukan saja diwilayah hukum Polsek Kolono tetapi diseluruh pelosok nusantara. Sehingga citra dan institusi Kepolisian makin dicintai masyarakat.
Ditempat yang sama Kades Waworano, Kecamatan Kolono, Suleman mengaku sangat bersyukur dan menyambut baik kegiatan sosial ini. Pasalnya kegiatan sunatan massal tersebut pertama kalinya digelar di Kecamatan Kolono, dan itu di desanya.
“Saya sangat bersyukur dan berterima kasih kepada Kapolsek Kolono, serta Bhabinkamtibmas Desa Waworano dan Desa Mataiwoi atas terselenggaranya kegiatan ini. Tentunya, kegiatan sunatan massal ini sangat bermanfaat bagi warga saya yang sebagian besar berpenghasilan rendah,” pungkasnya.
Tentunya, tambah dia, jajaran pemerintah desa dan masyarakat Desa Waworano khususnya sangat mendukung kegiatan ini. Mudah-mudahan kedepan kegiatan seperti ini bisa dilaksanakan di semua Desa di Kecamatan Kolono.
Selain itu, salah seorang warga Desa Waworano, Fitriani yang kebetulan anaknya ikut dalam kegiatan sunatan massal tersebut mengaku sangat bersyukur.”Saya sangat bersyukur adanya sunatan massal gratis ini, mudah-mudahan kedepannya dilaksanakan lagi,” ujarnya.
Perempuan yang kesehariannya bekerja sebagai ibu rumah tangga ini menjelaskan bahwa, dengan kondisi penghasilan suaminya yang pas-pasan baru dikesempatan ini anaknya yang sudah berumur 12 tahun dapat melaksanakan sunatan.
“Anak saya namanya Ardal dan umurnya sudah 12 tahun, baru kesempatan ini di sunat karena terkendala belum adanya biaya. Alhamdulillah saya sangat bersyukur dan senang sekali anak saya dapat diikutkan dalam program sunatan massal gratis ini,” ujar Fitriani.
Sementara itu, Bhabinkamtibmas Desa Waworano dan Desa Mataiwoi, Brigadir Polisi Dekky Sumarto Tawakal mengatakan, jumlah anak yang mengikuti program sunatan massal ini berjumlah 50 orang anak. Masing-masing dari Desa Waworano 28 orang, di Desa Mataiwoi 18 orang, dan tambahannya kami ambilkan dari desa tetangga. Yaitu dari Desa Matandahi 1 orang dan dari Desa Rambu-Rambu 3 orang anak.
Anggaran kegiatan ini, tambah Dekky sapaan akrabnya, berasal dari gajinya yang ia sisipkan setiap bulannya. Serta sumbangan dari masyarakat yang tidak ingin namanya disebutkan.
“Dananya sangat pas-pasan dari gaji yang saya kumpulkan sedikit demi sedikit setiap bulannya. Dan ada juga dari sumbangan masyarakat yang tidak mau disebutkan namanya,” jelas alumni Bintara Polri angkatan 25 ini.
REPORTER : MAHIDIN
PUBLISHARE : WIWID ABID ABADI