Menag Buka MQK Nasional ke-6 di Pesantren Balekambang Jepara

tegas.co., JEPARA, JATENG – Bertempat di Aula Pesantren Roudlotul Mubtadiin, Balekambang, Jepara, Jawa Tengah, Menteri Agama, Lukman Hakim Saifuddin membuka Musabaqah Qiraatil Kutub (MQK) tingkat Nasional tahun 2017.

Menag Buka MQK Nasional ke-6 di Pesantren Balekambang Jepara
Menteri Agama FOTO: D S W

Tampak hadir, Wakil Ketua Komisi VIII Nur Ahmad, Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo beserta jajarannya, Pengasuh Pesantren Balekambang, KH Muhammad Makmun Abdullah, para Bupati dan Walikota di Jawa Tengah, para Kakanwil Kemenag Provinsi, Dewan Hakim, santri peserta MQK dari masing-masing wilayah, serta ribuan santri dan masyarakat.

Mengawali sambutannya, Menag Lukman menyampaikan, salam dari Presiden Joko Widodo. Menag juga menyampaikan permohonan maaf Presiden karena tidak bisa hadir menyapa para santri.

Menag menegaskan, pesantren merupakan miniatur Indonesia. Pesantren jadi bagian yang tidak terpisahkan dari sejarah bangsa.

Bisa jadi tanpa pesantren, lanjut Menag, belum tentu negara ini ada. Untuk itu, sudah sepatutnya pemerintah pusat dan daerah membuktikan kepeduliannya membantu pesantren

“Kami akan terus meningkatkan alokasi APBN untuk pesantren. APBD juga sudah sepatutnya menyediakan alokasi yang cukup untuk pesantren yang ada di daerahnya masing-masing,” kata Menag di Jepara, Jumat sore (01/12).

“Pemerintah Daerah sudah seharusnya peduli dengan layanan pendidikan di daerahnya, termasuk pesantren dan madrasah diniyah,” sambungnya.

Menag menyampaikan, selamat kepada para santri yang akan mengikuti musabaqah. Menurutnya, MQK adalah ajang olimpiade-nya pondok pesantren.

Menag juga menyampaikan terima kasih kepada Gubernur Jawa Tengah dan Bupati Jepara yang telah memberikan dukungan bagi kelancaran MQK ini. Apresiasi juga disampaikan kepada pengasuh pesantren, KH Muhammad Makmun Abdullah.

Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo menyampaikan selamat datang kepada seluruh peserta. Ganjar mengapresiasi rangkaian acara MQK tahun ini yang tidak hanya menjadi ajang lomba baca kitab kuning, tapi juga lomba pidato bahasa Inggris dan Arab.

“Saya lebih tertarik lagi, ada debat konstitusi berbasis kitab kuning. Ini lah kalau Menagnya itu orang yang tekun mensosialisasikan konstitusi kita, waktu masih di MPR,” tuturnya.

“Debat konstitusi ini akan lebih  memantapkan kehidupan  kita dalam  berbangsa dan bernegara,”harapnya.

Dirjen Pendidikan Islam dalam laporannya mengatakan, MQK menjadi ajang silaturahim. Kehadiran ribuan santri pada acara ini dalam rangka merevitalisasi kajian kitab kuning dan pesantren.

REPORTER: D S W

PUBLISHER: MAS’UD

Komentar