tegas.co, JEPARA, JATENG – MQK diinisiasi oleh sejumlah kyai pesantren dan dimotori KH Said Aqil Munawwar yang saat itu menjabat sebagai Menteri Agama. Tradisi itu terus dipelihara dengan beberapa peningkatan.
Dirjen Pendidikan Islam Zayadi mengatakan MQK 2017 diikuti 1.456 santri dari 34 provinsi.
Selain itu, ada ratusan official dan ribuan masyarakat yang hadir memeriahkan gelaran ini. Ada tiga perlombaan pokok dalam MQK, yaitu Pertama, lomba membaca, menerjemahkan, dan memahami kitab kuning.
Total ada 25 bidang yang akan dikompetisikan dan terbagi dalam tingkatan, yaitu dasar, menengah, dan tinggi. Untuk marhalah ula (tingkat dasar), lanjut Zayadi, ada lima bidang lomba, yakni: Fiqh, Nahwu (gramatika Bahasa Arab), Akhlak, Tarikh (sejarah), dan Tauhid.
“Marhalah ula diikuti santri yang sudah berada di pesantren minimal satu tahun, dan berusia maksimal lima belas tahun kurang sehari,” ujarnya.
Untuk marhalah wustha (tingkat menengah), ada sembilan bidang lomba, yakni Fiqh, Nahwu (gramatika Bahasa Arab), Akhlak, Tarikh (sejarah), Tafsir, Hadis, Ushul Fiqh, Balaghah, dan Tauhid.
“Bidang ini diikuti para santri yang sudah menetap minimal 1 (satu) tahun di pondok pesantren dengan usia maksimal 18 tahun kurang sehari,” imbuhnya. Sedang untuk marhalah ulya (tingkat tinggi), ada 11 bidang lomba.
Selain sembilan bidang lomba seperti yang dilombakan pada tingkat menengah, dua lainnya adalah bidang Ilmu Tafsir dan Ilmu Hadis. “Marhalah ulya ini akan diikuti santri yang sudah mukim di pesantren minimal satu tahun, dan berusia maksimal 21 tahun kurang sehari,” tandasnya.
Kedua, lomba debat konstitusi berbasis kitab kuning. Lomba ini akan menggunakan Bahasa Arab dan Inggris. Diikuti oleh mahasiswa Ma’had Aly. Lomba ini merupakan ikhtiar Kemenag untuk memberikan jawaban atas pertanyaan tentang nasionalisme dalam Islam.
Kalau merujuk pada sumber literatur yg otoritatif, dijumpai bahwa nasionalisme bagian dari Islam. Ketiga, Eksibisi, yaitu pertunjukkan atraktif tentang nazham kitab populer di pondok pesantren yang diisi oleh Tim (maksimal 5 orang) dari setiap kafilah.
Nazham yang akan ditampilkan antara lain dari kitab Alfiyah Ibn Malik (kitab berisi 1000 bait syair tentang ilmu gramatika Bahasa Arab).
Selain kegiatan pokok tersebut, ada sejumlah kegiatan penunjang yang dihelat di lokasi MQK. Kegiatan penunjang sifatnya tidak dilombakan.
Kegiatan sersebut adalah Halaqah Pimpinan Pondok Pesantren, Sarasehan dan Musyawarah MQK, Bazar dan Pameran Produk Pondok Pesantren, Diskusi Kepesantrenan dan Kitab Kuning, Pentas Seni kaum santri.
Pembukaan MQK VI ini dimeriahkan dengan penampilan tarian ratu Kalinyamat.
REPORTER: D S W
PUBLISHER: MAS’UD
Komentar