Dinkes Cegah Wabah Penyakit Difteri

tegas.co, BANTAENG, SULSEL – Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Bantaeng, Sulawesi Selatan terus melakukan Inovasi untuk mengantisipasi mewabahnya penyakit difteri yang saat ini marak diderita oleh masyarakat dari daerah lain.

Dinkes Cegah Wabah Penyakit Difteri
Personil Dinkes Bantaeng FOTO: SYAMSUDDIN

Meski belum menerima laporan atau menemukan warga yang menderita penyakit difteri, namun tetap diwaspadai karena penyakit difteri adalah penyakit yang pada umumnya menyerang selaput lendir pada hidung dan tenggorokan serta terkadang dapat mempengaruhi kulit.

Penyakit tersebut dapat dicegah dengan vaksin, ditangani oleh tenaga medis professional. Namun demikian, penyakit ini mudah menyebar sehingga membutuhkan diagnosis medis, selalu memerlukan uji atau pencitraan laboratorium secara jangka pendek. Penanganannya berupa pemberian antibiotik dan antitoksin yang menetralkan toksin difteri. Vaksin tersedia.

Terkadang penyakit ini reda dalam jangka waktu harian hingga mingguan. Cirri-ciri lainnya, selembar materi tebal dan abu-abu menutupi bagian belakang tenggorokan, membuat sulit bernapas, Gejalanya termasuk sakit tenggorokan, demam, pembengkakan kelenjar getah bening, dan lemas.

“Alhamdulillah, hingga kini Dinkes Bantaeng belum menemukan atau menerima laporan warga terkait penyakit ini. Tapi penting kami ingatkan, memastikan semua anak usia sekolah telah mendapatkan imunisasi DT dan Td,” Kata Dr Ihsan Kepala Dinkes Bantaeng,

Untuk pencegahan penularan penyakit ini, Dinas kesehatan melakukan beberapa langkah seperti, Melengkapi imunisasi DPT-HB-Hib pada bayi dan imunisasi lanjutan pada anak kurang 3 tahun. Termasuk meningkatkan surveilance aktif.

“Kami juga terus mengoptimalkan dan meningkatkan penyuluhan tentang difteri di masyarakat, khususnya tingkat Puskesmas, dengan melibatkan kader kesehatan yang sudah dia bentuk di setiap desa, tokoh agama dan tokoh masyarakat,” jelasnya.

Untuk itu, imbuhnya. diharapkan para orang tua ikut berperan aktif dalam pencengahan penyakit Difteri. Setidaknya para orangtua dapat mendukung program imunisasi agar bisa berjalan sesuai harapan.

REPORTER: SYAMSUDDIN

PUBLISHER: MAS’UD

Komentar