tegas.co., BUTUR, SULTRA – Terdapat beberapa keunikan alam yang mengagumkan di Desa Lamoahi, Kecamatan Kulisusu Utara, Kabupaten Buton Utara (Butur) yang menantang dan menarik untuk di explore, antara lain yang saat ini sedang hangat di publik adalah danau kecil yang munggil dengan air danau yang jernih berasal dari sela bebatuan pegunungan.
Anehnya, mata air yang bersumber dari sela bebatuan pegunungan tersebut berasa asin. Secara logika, air yang berasal dari balik pegunungan pada umumnya berasa tawar, namun beda dengan air pengunungan yang satu ini.
Air yang muncul dari cela bebatu penggunungan tersebut tepat bermuara di pinggir laut yang berbentuk seperti danau kecil atau biasa dikenal Kabundo bundo dalam bahasa Kulisusu.
Danau kecil atau kabundo bundo tersebut posisinya sangat strategis, berada di samping jalan jalur Ereke-Labuan di Desa Tomoahi.
Setiap pengguna jalan yang lewati jalur ini akan ditakjubkan dengan keindahan alam danau kecil yang menawarkan panorama keindahan dan kesejukan hawa pegunungan sekitar danau.
Danau kecil dengan mata air dari pegunungan ini masih kelihatan alami.
Keindahan alami danau kecil ini akan sangat terasa jika saat air pasang surut, gemuruh arus air yang mengalir keluar dari cela bebatuan pengunungan sangat nampak kelihatan dari luar seperti mata air.
Selain keunikan panorama wisata alamnya di daerah ini juga pengunjung akan dikejutkan dengan perubahan waktu yang terjadi pada jam digital secara otomatis.
Jika kita berada di wilayah Desa Lamoahi ini waktu mengiring kita seolah kita sedang berada di Indonesia bagian barat.
Jika kita berada di lokasi tersebut Desa Lamoahi, waktu di jam tangan ataupun di HP tiba-tiba secara otomatis mundur satu jam dari waktu yang sesungguhnya. Wita berubah menjadi WIB.
Posisi jam digital akan terseting secara otomatis sehingga terjadi selisih satu jam dari waktu Indonesia tengah.
Namun perubahan ini hanya terjadi pada jam digital, tanpa mempengaruhi kondisi waktu yang sebenarnya.
Misalnya saat waktu shalat Magrib di Desa Tomoahi, maka akan sama waktu shalat magrib di Ereke.
Sejauh ini secara ilmiah keunikan alam yang terjadi di Desa Lamoahi tersebut belum diketahui secara pasti terjadinya perubaham waktu dan asinnya air yang bersumber dari cela tebing bebatuan pengunungan tersebut.
Tak jarang pengguna jalan yang melewati jalur ini, tidak melewatkan kesempatan dan selalu megabadikan kejadian unik ini.
Hal ini merupakan keunikan, tantangan dan daya tarik tersendiri bagi wisatawan untuk datang menyaksikan lansung keindahan dan keunikan wisata alam Buton Utara.
Selain itu, hampir sepanjang jalur jalan Wa Ode Buri-Labuan mata kita akan dimanjakan dengan pemandangan panorama pantai yang eksotik, karena hampir sepanjang jalur jalan ini melewati pesisir pantai.
REPORTER: MIRDAT
PUBLISHER: MAS’UD
Komentar