Tak Kebagian Bantuan KIP, Anak Berhenti Sekolah dan Menjadi Nelayan

tegas.co., MUNA, SULTRA – Mantan Kepala Sekolah Dasar Negeri (SDN) 3 Marobo, Desa Tapi – tapi, Kecamatan Marobo, Kabupaten Muna Sulawesi Tenggara (Sultra), La Ode Ndohadis diduga  melakukan pemotongan dana Kartu Indonesi Pintar (KIP) saat menjabat Kepala Sekolah beberapa Wakut lalu.

Salah satu orang tua siswa mengatakan, sejak menerima KIP yang dicanangkan Presiden Joko Widodo itu, anaknya baru sekali menerima sebesar Rp. 400.000, padahal pencarain sudah dua kali penganggaran.

“Sejak kita terima kartu pintar ini, sudah dua kali terima, tapi yang terima kedua, banyak yang siswa yang tidak dapat, termasuk anak saya juga,” Ucap Hayati salah satu orang tua siswa kepada tegas.co, Selasa (03/07/2018).

Selain itu, Ibu Mewang (48) yang juga dua anaknya menerima  Kartu Pintar mengungkapkan, belum pernah menerima uang sama sekali sejak dua kali pencairan.

“Dua orang anaku yang sekolah, tidak ada yang menerima biar satu orang, padahal ada kartu pintarnya, hari itu sudah dikumpul kartunya sama gurunya, setelah menerima, tidak terimami anak – anaku,” Kesal dia.

Sejak pencairan dana pertama, Ia juga sempat menanyakan kepada salah seorang guru, alasan guru tersebut, kedua anaknya tidak menerima anggaran seperti anak – anak yang lain yang menerima karena akan dicairkan ditahap berikutnya.

Setelah pencairan tahap kedua beberapa waktu lalu,  anaknya kembali tidak menerima dana tersebut, dengan alasan penerima di tahap kedua banyak yang disaring namanya, sehingga kedua anaknya kembali tidak mendapatkan batuan KIP.

Atas kejadian itu, Ibu yang menyekolahkan kedua anaknya  di SD 3 Kecamatan Marobo itu mengungkapkan, kedua anaknya harus berheti bersekolah, selain karena terkendala biaya, kedua anaknya juga merasa iri kepada teman – temanya yang lain yang menerima bantuan.

“Setelah itu, anak – anak berhentimi sekolah, mungkin dia kecewa dengan teman – temanya yang lain, sekarang dia ikut – ikut bagangmi,” Keluhnya.

Seorag warga bernama Majid mengaku, berdasarkan data yang ia peroleh, penerima salah satu Program untuk  mencerdaskan anak bangsa di SDN 3 Marobo itu, sebanyak 372 murid.

Namun yang diberikan pada saat penerimaan tahap kedua, hanya 319 orang, sisanya itu kata dia, sengaja ditahan oleh mantan Kepala Sekolah dengan alasan banyak siswa yang sudah tidak layak menerima, sehigga sisa anggaran akan dikembalikan ke Negara.

“Data yang kami terima itu 372 orang menurut guru honor, tapi sudah itu, kita juga sudah cek di Wakuru, kemudian yang sampai di anak murid hanya 319, sisanya itu di tahan Kepala Sekolah, dia ambil, dan itu memang dia akui, sama saya juga, dia akui alasannya tidak aktif sekolah. Tapi yang dia akui yang dia ambil itu menurut dia hanya 30 orang, jadi yang kabur itu sekitar 20 siswa lebih, datanya itukan 372, menurut Kepala sekolahnya hanya 350 yang dapat,”Beber dia.

Hal itu juga dibenarkan oleh satu guru yang membagikan dana kepada siswa, Data penerima menurut dia Kurang lebih tiga ratusan lebih.”Totalnya yang dapat  itu 371,”Ujar Amir kepada tegas.co.

Sampai tegas.co menerbitkan berita ini, kami belum berhasil menghubungi mantan Kepala Sekolah SDN 3 Marobo, dan akan kami konfirmasi.

REPORTER: O D E K

PUBLISHER: MAS’UD

Komentar